Sekilas, kawasan yang dulunya menjadi sentra pedagang baju itu terasa seperti rumah hantu.
Bau pesing yang menyeruak di berbagai titik los juga seolah menegaskan betapa kotor dan tidak terurusnya area bangunan itu.
Saat memeriksa tiap bilik los di lantai 2 dengan bantuan senter, sebuah botol plastik bekas air mineral menarik perhatian.
Ada dua lubang pada tutup botol itu. Masing-masing diisi sedotan plastik yang ujungnya telah ditekuk. Botol tersebut diduga sebagai bong, alat untuk mengisap sabu.
Saat Kompas.com mengecek area di sekitar situ, ditemukan sebuah plastik klip. Selain itu, di lantai juga juga terlihat pecahan botol kaca bekas minuman keras (miras).
Baca juga: Butuh Rp 32 Miliar Bangun Penampungan Sementara Pedagang Blok G Tanah Abang
Ditemukan tutup botol berwarna ungu bertuliskan merek anggur merah.
Seorang pedagang berinisial D mengatakan, sebagian besar kios di Pasar Tanah Abang Blok G di lantai 2 dan 3 telah tutup akibat pandemi Covid-19 dan pengunjung yang kian surut.
Akan tetapi, kawasan bekas pasar itu malah beralih fungsi menjadi sarang preman dan pelaku kejahatan.
“Kalau sore dan malam, di lantai 2 dan 3 itu banyak pelaku kejahatan. Preman, jambret, bahkan memakai narkoba di situ terjadi,” kata D, salah seorang pedagang di Pasar Tanah Abang, Kamis siang.
Selain D, pedagang berinisial R turut mengeluhkan hal serupa.
Menurut dia, para preman atau pengguna narkoba biasanya beraktivitas di area lantai dua dan tiga pada malam hari, setelah pedagang pasar menutup kios.
Baca juga: DKI Groundbreaking Penampungan Sementara Pedagang Blok G Tanah Abang
Kebanyakan pedagang di Blok G sudah mengetahui aktivitas preman di lantai atas. Namun, para pedagang tidak berani melapor.
"Pada takut di sini pedagang (kalau) melapor. Kan kami di sini ada los. Kalau kami melapor, yang ada kami nanti diganggu, bahkan nanti pihak pasar bisa mengusir pedagang," ungkap RU.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, suasana di lantai dua dan tiga Pasar Tanah Abang Blok G tidak terurus dan memprihatinkan.
Di antara los-los yang dulunya menjadi lapak pedagang, terlihat tumpukan berbagai jenis sampah.
Saat Kompas.com menyusuri kawasan itu, ada potongan manekin, tumpukan sisa kain, sisa sampah plastik yang terbakar, dan sebagainya. Semuanya dalam kondisi kotor dan berbau pesing.
(Penulis: Xena Olivia, Kurnia Sari Aziza | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Ihsanuddin, Tri Wahono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.