BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah setempat berjanji akan mencarikan solusi ihwal rumah sepasang lansia Ngadenin (63) dan Nur (55) yang akses rumahnya ditutup tembok hotel di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Camat Pondok Gede Zaenal Abidin mengatakan, pihaknya akan mengadakan rapat bersama Dinas terkait, pemilik hotel, dan Ngadenin untuk menentukan solusi terbaik.
"Untuk selanjutnya akan kami fasilitasi, kami adakan rapat, kami undang Dinas terkait Dinas Tata Ruang (Disataru), pemilik lahan, dan pemilik hotel untuk sama sama mencari solusi," ujar Zaenal Abidin kepada wartawan di Pondok Gede, dikutip Selasa (11/7/2023).
Baca juga: Nasib Lansia di Bekasi yang Kini Luntang-lantung Setelah Rumahnya Dikurung Tembok Hotel
Lebih lanjut, kata Zaenal, hotel tersebut memang belum beroperasi meski pembangunan sudah dilakukan sejak sekitar tahun 2019.
"Dua atau tiga tahun lalu pembangunan. Hotelnya belum beroperasi, dalam waktu dekat akan kita kirim surat koordinasi ke pihak hotelnya," ujar dia.
Zaenal menuturkan, pihaknya akan melakukan pengecekan ke instansi terkait untuk menanyakan perizinan hotel.
"Justru itu kami mau check dulu ya (soal izin hotel) ke instansi terkait Disataru untuk melihat sejauh mana perizinan yang sudah dilakukan," kata Zaenal.
Zaenal menuturkan, lahan Ngadenin belum dibebaskan karena belum adanya pertemuan dengan pihak hotel.
Oleh karenanya, Kecamatan Pondok Gede akan membuka ruang mediasi yang mempertemukan pihak hotel dengan pemilik rumah.
Sebagai informasi, terdapat dua rumah yang terkurung tembok hotel yaitu milik Ngadenin dan Peni.
Awalnya, ada tiga rumah yang terdampak. Satu lainnya milik Marno telah dijual ke pihak hotel.
Ngadenin dan Peni memilih bertahan karena belum ada kesepakatan harga dalam proses pembebasan lahan hingga berujung penutupan akses jalan.
Sudah tiga tahun akses jalan ditutup pihak hotel. Ngadenin akhirnya memilih tidur di warung sate karena kelelahan keluar masuk rumah melalui selokan.
Baca juga: Kondisi Hotel yang Menutup Akses Rumah Ngadenin di Bekasi, Masih Kosong dan Belum Beroperasi
"Kurang lebih sudah 3 tahun. Tidak ada (komunikasi) pokoknya langsung dibangun gitu saja," ujar Ngadenin.
Selokan yang penuh lumpur dan limbah lainnya menjadi satu-satunya akses jalan menuju rumah Ngadenin dan Peni.
"Sudah kelelahan kalau mau pulang. Got ini kalau menurut saya kan rawan, ada paku, dan beling, kawat nonjol begitu. Akhirnya saya memutuskan untuk tidur (tinggal) di warung," kata Ngadenin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.