JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus jual beli ginjal jaringan internasional perlahan-lahan mulai terungkap. Setidaknya sudah 12 orang yang ditangkap dalam kasus ini.
Kabid Humas Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko sebelumnya mengatakan, para korban sindikat jual beli ginjal tersebut diberangkatkan ke Kamboja dari Bali.
Adapun penyidikan ini dipimpin langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi. Serangkaian penyelidikan masih berlangsung di Bali.
Baca juga: Sindikat Jual Beli Ginjal Internasional Sogok Oknum Petugas Imigrasi Bali untuk Jalur Fast Track
Belakangan, polisi mengungkap ada potensi keterlibatan lebih dua orang petugas imigrasi di Bali dalam kasus jual beli ginjal di Kamboja ini.
Hengki berujar, para petugas imigrasi yang diduga terlibat dalam jual beli ginjal ini akan dibawa ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut.
"Dimungkinkan lebih dari dua orang kami akan tetapkan tersangka. Dan mungkin besok kami akan bawa ke Jakarta," ujar Hengki di Mapolda Metro Jaya, Jumat (28/7/2023).
Sebelumnya, tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri menangkap 12 tersangka sindikat jual beli ginjal ke Kamboja.
Dari 12 tersangka tersebut, salah satu di antaranya adalah petugas imigrasi berinisial HA. Dia ditangkap pada 19 Juli 2013 di Bali.
Atas perannya itu, dia menerima uang sebesar Rp 3,2 juta hingga Rp 3,5 juta untuk setiap korban yang berangkat ke Kamboja.
"Keberangkatan ke luar negeri, ternyata mereka memalsukan rekomendasi dari beberapa perusahaan seolah-olah akan family gathering ke luar negeri," kata Hengki, Kamis (20/7/2023).
Sindikat jual beli ginjal di Kamboja diduga memanfaatkan oknum petugas imigrasi Bali untuk memberi prioritas untuk jalur keberangkatan mereka dengan cara "fast track".
Fast track menjadi cara praktis yang memuluskan anggota sindikat jual beli ginjal ini tidak diperiksa saat keberangkatan mereka ke Kamboja dari Indonesia melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Sindikat ini disebut memberi uang pelicin kepada oknum petugas imigrasi agar melonggarkan pemeriksaan mereka.
"Kelompok ini berangkat ke Kamboja diberikan prioritas khusus dengan modus operandi, yaitu fast track dan memberikan sejumlah uang," ujar Hengki.
(Penulis : Rizky Syahrial | Editor : Nursita Sari, Irfan Maullana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.