JAKARTA, KOMPAS.com - Kisah pemuda bernama Gira (22) yang diselamatkan pengemudi ojek online (ojol) Ahmad (26) menjadi perbincangan beberapa hari terakhir ini.
Adapun Gira diduga tertipu perusahaan lowongan kerja (loker) bodong di kawasan Kota Bekasi.
Kisah Gira diselamatkan Ahmad dari penipuan berkedok lowongan kerja itu awalnya beredar di media sosial. Unggahan akun Instagram @gojek24jam menampilkan percakapan keduanya di aplikasi.
Kisah ini berawal ketika Gira melamar pekerjaan melalui aplikasi pencari kerja online. Gira kemudian menerima pesan undangan dari perseroan terbatas (PT) yang berbeda dari yang dilamarnya.
"Nama PT di aplikasi Jobstreet dengan di undangan berbeda. Pas pertama saya lamar itu kan namanya Mutiara Logistik, yang di undangan ini Jedeco Manufakturing Otomotif gitu," ujar Gira, Jumat (28/7/2023).
Baca juga: Curiga Bakal Ditipu Loker Bodong, Gira Diam-diam Pesan Ojol untuk Kabur
Awalnya Gira tak yakin melamar di PT itu. Namun, di satu sisi, ia melihat deskripsi pekerjaan dalam undangan persis dengan PT yang dia lamar melalui aplikasi pencari kerja online.
Gira melihat gaji, kriteria usia, dan ketentuan lain yang ditawarkan juga persis dengan PT yang dia lamar.
"Saya cek lagi di Jobstreet, perasaan saya enggak pernah daftar di Jedeco ini. Tapi pas lihat dari undangannya kayak kriteria ini, itu, kok sama dengan Mutiara Logistik," kata Gira.
Karena itu, Gira datang ke lokasi yang tertera dalam undangan, yakni ruko di Grand Galaxy, Kota Bekasi, yang diduga merupakan kantor perusahaan tersebut.
Baca juga: Ditahan di Ruko, Korban Loker Palsu yang Diselamatkan Ojol di Bekasi Dimintai Uang “Pelatihan”
Sampai di sana, ia merasa ada banyak kejanggalan, di antaranya soal durasi wawancara, tak ada psikotes, dan penempatan wilayah kerja.
Gira mengatakan, durasi wawancara sangat singkat, tidak selayaknya wawancara kerja yang menanyakan beberapa hal.
"Pas sudah sampai di sana, banyak banget kejanggalan. Katanya bakal ada proses psikotes, interview, dan penempatan wilayah kerja. Faktanya enggak ada psikotes sama sekali," kata Gira.
Selain itu, pewawancara juga tiba-tiba meminta Gira menyerahkan sejumlah uang dengan dalih untuk pelatihan yang tidak dijelaskan secara detail.
"Cuma ditanya nama, alamat sekarang, habis itu dia jelasin tentang jobdesk dan salary, lanjut tiba-tiba dia ngejelasin kalau ada pembayaran nominal sekian juta untuk pelatihan," kata Gira.
Awalnya Gira menolak. Namun, dia dipaksa oleh orang di perusahaan diduga bodong itu hingga akhirnya membayar uang muka atau down payment (DP).