JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga mendorong Pemprov DKI dan pemerintah pusat memanfaatkan momentum untuk menata kawasan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, setelah kebakaran.
Salah satu yang diminta Nirwono adalah pembangunan zona aman atau buffer zone.
"Pemerintah ini jangan sampai kehilangan momentum dan 'waktu emas' untuk menata ulang kawasan Depo Plumpang. Karena ini pemerintah juga bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan hidup warganya," ujar Nirwono saat dihubungi Senin (31/7/2023).
Menurut Nirwono, pembangunan buffer zone itu sangat dibutuhkan melihat Depo Pertamina Plumpang dikelilingi oleh permukiman padat penduduk yang riskan.
Bahkan, kata Nirwono, tidak ada yang dapat menjamin kebakaran tidak terjadi lagi di lokasi yang sama.
"Jika terjadi kebakaran lagi bahkan lebih hebat lagi bisa dipastikan akan membawa korban banyak. Sehingga atas dasar keamanan depo dan keselamatan nyawa warga maka pembangunan buffer zone harus dilakukan secepat-cepatnya," ucap Nirwono.
"Lebih baik mencegah sejak dini dari sekarang daripada membiarkan keselamatan warga hidup dalam ancaman kebakaran," sambung dia.
Menurut Nirwono, keberadaan buffer zone sangat dibutuhkan demi keamanan dan keselamatan karena depo berada sangat dekat dengan permukiman warga.
"Itu sangat dibutuhkan pada setiap objek vital nasional, sehingga itu harus disediakan demi keamanan dan keselamatan objek itu dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya," ujar dia.
Sebelumnya, dalam pemberitaan Kompas.com pada 8 Mei 2023, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, pembangunan zona aman Depo Pertamina Plumpang masih berproses.
Rencana pembangunan buffer zone selebar 52,5 meter pertama kali diungkapkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir usai kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang yang merembet ke permukiman pada 3 Maret 2023.
Buffer zone itu nanti akan menjadi wilayah yang memisahkan permukiman warga dengan Depo Pertamina Plumpang.
Kendati demikian, Irto tidak memberikan penjelasan saat ditanya lebih lanjut mengenai progres detail pembangunan buffer zone tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.