Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelurahan Kuningan Timur Minta Relokasi Kabel Semrawut ke Bawah Tanah Dipercepat

Kompas.com - 09/08/2023, 05:30 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelurahan Kuningan Timur, Jakarta Selatan, meminta kabel kusut di sepanjang Jalan Guru Mughni segera direlokasi.

Khususnya kabel-kabel yang menjuntai hingga trotoar.

Saat ini, di Jalan Guru Mughni sedang dilakukan penggalian untuk penataan kabel.

Baca juga: Kabel Kusut di Setiabudi Bikin Was-was, Warga: Kalau Korslet, Langsung Kena Rumah Saya

"Dalam masa relokasi untuk memindahkan kabel-kabel ini agar lebih terstruktur dari atas ke bawah. Cuma belum selesai karena dalam masa penggalian," kata Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Kuningan Timur Sigit Budianto saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (8/8/2023).

Namun, ia kurang tahu apakah kabel itu milik PLN atau provider telekomunikasi.

Siapapun yang mengerjakan itu, Sigit meminta agar penataan ini secepatnya diselesaikan.

"Penggalian sih kayaknya sudah mulai selesai, cuma yang di atas belum dilepas-lepasin kabelnya. Semua kabel ada di situ dari kabel PLN, kabel internet, kabel komunikasi. Biar cepat dikelarin sama pihak Apjatel (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi), atau PLN," tutur dia.

Saat ini, pihak kelurahan ikut membantu menata kabel-kabel kecil yang menjuntai ke jalan.

Baca juga: Tiangnya Miring Digelayuti Kabel Semrawut di Cikini, Telkom: Karena Ditumpangi Operator Lain!

Penataan tersebut dilakukan pasukan orange penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kuningan Timur.

Sedangkan untuk kabel berukuran besar, diserahkan sepenuhnya kepada Bina Marga, PLN, dan provider telekomunikasi.

"Kalau kita yang copot kan enggak mungkin, soalnya kabel PLN nanti ada setrum, nanti bahaya teman-teman PPSU," ujar Sigit.

Hal ini sebagai tindak lanjut keluhan masyarakat terkait kabel-kabel semrawut di sepanjang Jalan Guru Mughni.

"Sering banget menerima keluhan langsung dan CRM (keluhan lewat pesan aplikasi), cuma kalau CRM memang langsung ke Bina Marga nya. Karena itu asetnya Bina Marga jadi masuknya ke Bina Marga. Jadi agar segera dirapikan lah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com