Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengobatan Pelajar SMK Korban Penyiraman Air Keras di Pulogadung Fokus pada Mata

Kompas.com - 12/08/2023, 17:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Rudiati (52) mengungkapkan, pengobatan anaknya yaitu MA (16) bakal berfokus pada mata terlebih dulu.

MA adalah korban penyiraman air keras di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/8/2023).

"Kata dokter, fokus ke mata. Saya sih apa pun itu, (ikuti) yang terbaik," terang dia di kediamannya di Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).

Saat MA disiram air keras, wajahnya terasa panas, bengkak, dan memerah. Matanya pun bengkak sampai tak bisa terbuka, sehingga MA kesulitan untuk melihat.

Baca juga: Nasib Pelajar SMK di Pulogadung, Lagi Semangat Baru Masuk Sekolah Malah Disiram Air Keras

Rudiati mengatakan, air keras mengenai seluruh wajah MA, serta telinga kanan, leher, dan tangannya.

Namun, luka terparah berada pada wajah dan mata sang buah hati.

"Sekarang sudah mulai bisa melihat samar-samar, tapi mau membuka mata itu berat," jelas dia.

MA dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) usai mendapat pertolongan pertama di RSUD Matraman.

Di sana, ia dirawat di ruang IGD. Perawatan berfokus pada wajah dan mata.

Berdasarkan keterangan dari dokter, mata MA perlu dipasangi lensa khusus agar tidak lengket dan sulit terbuka imbas disiram air keras.

Baca juga: Pengobatan Pelajar SMK yang Disiram Air Keras Tak Ditanggung BPJS, Ibunda: Anak Saya Korban, Lho...

Sejak dirawat di ruang IGD RSCM dari Selasa malam sampai Kamis (10/8/2023) malam, Rudiati hanya mengeluarkan uang untuk lensa itu.

Terkait hal ini, Rudiati tidak tahu apakah ada yang menanggung biaya perawatan MA sejak Selasa malam atau tidak.

"Keluar biaya cuma untuk bayar lensa mata, harganya Rp 260.000. Itu pun dokternya bilang, 'Bu, ini saya minta maaf, ini lensa harus bayar'," terang Rudiati.

"Dokternya memastikan lagi apakah saya punya uang, saya bilang, 'Enggak apa-apa, insya Allah punya'. Untuk lensa, dikasih kebijakan bayarnya nanti, tapi saya langsung bayar karena ini berhubungan dengan mata anak saya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagab DKI

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com