Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sakit Hati Dituduh Gelapkan Uang Bisnis Keluarga, Picu Anak Tusuk Ibu 50 Kali

Kompas.com - 12/08/2023, 15:27 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Karena masalah bisnis keluarga, seorang pemuda berinisial RA (23) tega menusuk ibunya berinisial SW (43) sebanyak 50 kali hingga tewas.

Pelaku pun tak segan untuk berduel dengan ayahnya, BA (49), hingga keduanya terluka parah. Tragedi berdarah tersebut terjadi di kediaman mereka di Jalan Takong, Tapos, Depok, Kamis (10/8/2023).

Menurut kepolisian, satu keluarga ini memiliki bisnis pembuatan kardus kemasan. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan keluarga ini sedang memiliki masalah keuangan.

Kapolsek Cimanggis Kompol Arief Budiharso mengatakan masalah keuangan pada bisnis keluarga mereka membuat BA dan SW menuduh anaknya menggelapkan uang perusahaan.

"Orangtuanya ada kecurigaan ke yang bersangkutan menggelapkan uang perusahaan," ungkap Arief saat konferensi pers di Mapolsek Cimanggis, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Tragedi Bisnis Keluarga Berujung Maut, Seorang Anak Tega Bunuh Ibu dan Duel dengan Ayahnya di Depok

Tuduhan tersebut menyulut emosi pelaku. RA pun secara membabibuta menusuk ibunya, SW, sebanyak 50 kali dengan sebilah pisau.

Setelah itu dengan menggunakan sebilah golok, RA menganiaya ayahnya, BA, hingga luka-luka.

Kronologi pembunuhan dan penganiayaan

Arief mengungkapkan, korban semula tengah makan di meja makan sembari bermain gawai. Korban tiba-tiba ditusuk sang anak di bagian-bagian vital.

"Kemudian oleh pelaku, (Sri) ditusuk menggunakan pisau, mengenai leher, dada, paha. Intinya mengenai organ vital dari korban," ungkap Arief

Arief mengatakan, pelaku menusuk sang ibu dari belakang sehingga gerak-geriknya tak diketahui korban.

Baca juga: Tusuk Ibunya 50 Kali hingga Tewas, Pemuda di Depok: Saya Sangat Menyesal...

"(Menusuk) dari belakang. Iya (ibu tak mengetahui hendak ditusuk anaknya)," kata Arief.

BA, kemudian masuk ke rumah 15 menit setelah aksi pembunuhan itu terjadi. RA langsung memukul ayahnya menggunakan gagang golok.

"Setelah itu, korban BA dibawa masuk ke kamar dan dikunci. Di situlah terjadi pergulatan dan tersangka RA mencoba mambacok korban kembali," tutur Arief.

"Di dalam kamar itu, korban berteriak meminta tolong. Hingga akhirnya datang masyarakat dan mendobrak paksa pintu kamar yang terkunci," lanjut dia.

Tidak menggelapkan uang

Sementara itu, kepada polisi, RA mengaku tak menggelapkan uang perusahaan keluarga. RA menyebut ada perusahaan yang telat membayar produk dari perusahaan ayahnya.

Baca juga: Motif Pemuda Bunuh Ibu dan Lukai Ayah di Depok, Sakit Hati Sering Dimarahi sejak Kecil

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com