Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Listrik Bukan Solusi Polusi Udara, Warga: Macetnya Dulu Dibenahi

Kompas.com - 14/08/2023, 15:57 WIB
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Jakarta memberi respons terkait wacana menggencarkan penggunaan kendaraan listrik untuk mengatasi buruknya kualitas udara di ibu kota.

Ajeng Dwi Irmawati (29), warga Jakarta Timur menegaskan, penggunaan kendaraan listrik bukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah polusi udara.

Ia menilai, tak akan banyak warga yang mau berpindah ke kendaraan listrik dalam waktu singkat, segencar apa pun pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik.

Di saat bersamaan, ibu kota tetap akan macet dan kualitas udara akan tetap buruk.

"Macetnya dulu saja lah (dibenahi). Kalau masalah kendaraan listrik mah bisa bisa nanti-nanti. Macetnya itu yang terutama," jelas Ajeng saat ditemui Kompas.com di kawasan Jalan Dogon Raya, Pondok Kopi, Senin (14/8/2023).

Baca juga: Menteri LHK Sebut Penyebab Utama Polusi Udara Jabodetabek Asap Kendaraan

Selain mengatasi kemacetan dengan penyediaan transportasi umum, Ajeng menilai, pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu menambah ruang-ruang terbuka hijau untuk membenahi masalah polusi udara.

Sebab, ia menilai, taman-taman di Jakarta masih kurang banyak dan penghijauan di perkotaan tidak digalakkan secara maksimal.

"Taman terbuka itu sekarang sudah kurang banget. Polusinya juga mungkin akan berkurang kalau ada ruang terbuka," ucap Ajeng.

Serupa dengan Ajeng, seorang warga lain yakni Hartono (34) juga menegaskan, penggunaan kendaraan listrik tidak efisien.

Pria yang bekerja sebagai kurir itu menilai, minimnya fasilitas untuk pelayanan kendaraan listrik justru akan menyulitkan orang-orang yang berprofesi sama seperti dirinya.

"Kendaraan listrik, menurut saya sih enak juga, kurangi polusi juga. Cuma ya jarak tempuhnya juga kurang jauh. Sudah gitu, enggak bisa bawa barang berat. Masih banyak yang perlu diperbaiki. Masih belum efisien," jelas dia.

Baca juga: Kepala DLH DKI Diangggap Tak Berkompeten Atasi Buruknya Kualitas Udara Jakarta

Warga lain, yakni Arizal (41) juga mengungkapkan keresahan yang sama.

Menurut dia, penggunaan kendaraan listrik justru akan menambah masalah ke masyarakat yang terpaksa harus membeli kendaraan baru.

"Untuk saat ini memang belum tahu biaya secara keseluruhan, tapi kalau untuk sekarang, mahalan biaya listrik kayanya, karena kalau nanti pakai kendaraan listrik, mesti mikir (biaya) lagi," kata Arizal yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojol tersebut.

Kualitas udara yang buruk di DKI Jakarta belakangan ini terus menjadi sorotan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com