JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Jakarta memberi respons terkait wacana menggencarkan penggunaan kendaraan listrik untuk mengatasi buruknya kualitas udara di ibu kota.
Ajeng Dwi Irmawati (29), warga Jakarta Timur menegaskan, penggunaan kendaraan listrik bukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah polusi udara.
Ia menilai, tak akan banyak warga yang mau berpindah ke kendaraan listrik dalam waktu singkat, segencar apa pun pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik.
Di saat bersamaan, ibu kota tetap akan macet dan kualitas udara akan tetap buruk.
"Macetnya dulu saja lah (dibenahi). Kalau masalah kendaraan listrik mah bisa bisa nanti-nanti. Macetnya itu yang terutama," jelas Ajeng saat ditemui Kompas.com di kawasan Jalan Dogon Raya, Pondok Kopi, Senin (14/8/2023).
Baca juga: Menteri LHK Sebut Penyebab Utama Polusi Udara Jabodetabek Asap Kendaraan
Selain mengatasi kemacetan dengan penyediaan transportasi umum, Ajeng menilai, pemerintah provinsi DKI Jakarta perlu menambah ruang-ruang terbuka hijau untuk membenahi masalah polusi udara.
Sebab, ia menilai, taman-taman di Jakarta masih kurang banyak dan penghijauan di perkotaan tidak digalakkan secara maksimal.
"Taman terbuka itu sekarang sudah kurang banget. Polusinya juga mungkin akan berkurang kalau ada ruang terbuka," ucap Ajeng.
Serupa dengan Ajeng, seorang warga lain yakni Hartono (34) juga menegaskan, penggunaan kendaraan listrik tidak efisien.
Pria yang bekerja sebagai kurir itu menilai, minimnya fasilitas untuk pelayanan kendaraan listrik justru akan menyulitkan orang-orang yang berprofesi sama seperti dirinya.
"Kendaraan listrik, menurut saya sih enak juga, kurangi polusi juga. Cuma ya jarak tempuhnya juga kurang jauh. Sudah gitu, enggak bisa bawa barang berat. Masih banyak yang perlu diperbaiki. Masih belum efisien," jelas dia.
Baca juga: Kepala DLH DKI Diangggap Tak Berkompeten Atasi Buruknya Kualitas Udara Jakarta
Warga lain, yakni Arizal (41) juga mengungkapkan keresahan yang sama.
Menurut dia, penggunaan kendaraan listrik justru akan menambah masalah ke masyarakat yang terpaksa harus membeli kendaraan baru.
"Untuk saat ini memang belum tahu biaya secara keseluruhan, tapi kalau untuk sekarang, mahalan biaya listrik kayanya, karena kalau nanti pakai kendaraan listrik, mesti mikir (biaya) lagi," kata Arizal yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojol tersebut.
Kualitas udara yang buruk di DKI Jakarta belakangan ini terus menjadi sorotan.