Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Bulan Jabat Pj Gubernur DKI, Kinerja Heru Budi Dianggap Belum Optimal

Kompas.com - 15/08/2023, 15:42 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah mengatakan, kinerja Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono belum optimal selama 10 bulan menjabat atau sejak Oktober 2022.

Menurut Trubus, eks Wali Kota Jakarta Utara itu belum dapat menyelesaikan berbagai masalah di Ibu Kota.

"Kalau saya melihat selama ini belum berjalan optimal artinya apa yang ditugaskan tiga hal. satu, penanganan banjir baru pembebasan sodetan Kali Cliwung," ujar Trubus saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Pakar Minta Heru Budi Keluarkan Imbauan Wajib Masker

Selain itu, Heru belum terlihat melanjutkan pengerjaan proyek-proyek era pejabat sebelumnya yang belum selesai. Salah satunya sumur resapan sebagai pengendalian banjir di Jakarta.

"Upaya yang dulu dilakukan Anies seperti sumur serapan dilanjutkan apa tidak, ternyata tidak dilanjutkan. Belum ada solusi lain hanya sekadar rutinitas yaitu pengerukan setu-setu kanal-kanal," ucap Trubus.

Menurut Trubus, upaya yang dilakukan Heru Budi ini hanya membakar uang. Apalagi, tidak adanya koordinasi dengan wilayah di luar Ibu Kota soal penanganan masalah tersebut.

"Maksudnya wilayah penyangga itu sampai hari ini kan belum ada koordinasi seperti apa termasuk penanganan sampah. Penanganan sampah kita kan masih menggantung yang namanya Bantargebang," kata Trubus.

Ia mencontohkan salah satu proyek yang dihentikan, yakni pembuatan intermediate treatment facility (ITF), Sunter, Jakarta Utara sebagai pengendalian sampah di DKI.

Baca juga: Udara di Jakarta Tidak Sehat, Heru Budi Akan Ketatkan Uji Emisi Kendaraan

"Jakarta membuat ITF sampai sekarang malah setop tidak ada berhasil apa. Ini kan harusnya menjadi tantangan dan persoalan bagaimana permukiman perbatasan Jakarta, yakni Tangerang," ucap Trubus.

Permasalahan lain yang belum diselesaikan Pemprov DKI Jakarta yakni penanganan kemacetan. Trubus menilai masalah kemacetan sampai saat ini belum ada solusinya.

"Mengubah jam kerja, kan sudah jelas tinggal kita lanjutkan saja. Misalnya kebijakan ERP ya lanjutkan aja. Tidak semua 24 jalan diterapkan, tapi mungkin diprioritaskan jalan-jalan utama," kata Trubus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com