Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Pakar Minta Heru Budi Keluarkan Imbauan Wajib Masker

Kompas.com - 15/08/2023, 13:53 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sampai saat ini belum mengeluarkan imbauan agar masyarkat mengenakan masker terkait buruknya kualitas udara di Ibu Kota beberapa waktu terakhir.

Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah berujar, semestinya Heru Budi melihat permasalahan buruknya kualitas udara dalam tataran kronis.

"Sebenarnya selama ini PJ itu lihat persoalan polusi ini baru pada tataran kausituitis, tidak pada dalam tataran kronis. Harusnya kronis, karena tiap tahun berulang seperti itu," ujar Trubus saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Menanti Langkah Konkret Pemerintah Perbaiki Kualitas Udara di Jabodetabek, Jangan Sekadar Janji

Karena itu, Trubus menyebut Heru sudah semestinya segera mengeluarkan imbauan wajib masker agar masyarakat terhindar dari paparan polusi udara.

"Maka kemudian kewajiban makai masker itu konteks public health itu bagus karena untuk pencegahan dari diri sendiri," ucap Trubus.

Padahal, kata Trubus, imbauan berbeda dengan kebijakan yang memiliki konsekuensi panjang setelah ditetapkan.

"Misal pakai masker akan harus disediakan masker gratis, maskernya dari mana ? Gratis kan nanti ada pedagang mafia-mafia masker lagi seperti dulu," ucap Trubus.

Baca juga: Keluh Kesah Mereka yang Jadi Korban Buruknya Kualitas Udara Jakarta...

"Jadi ada konsekuensi yang kemudian apa, lalu bagaimana, masker jenis apa, nanti kayak dulu lagi masker jenis apa tidak boleh, hanya masker yang diproduksi oleh salah satu industri saja ujung-ujungnya monopoli," sambung Trubus.

DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor dua di dunia hari ini, Selasa (15/8/2023) pagi.

Dikutip dari situs pemantau kualitas udara IQAir, pukul 05.43 WIB, indeks kualitas udara di Ibu Kota berada di angka 165 AQI US.

Angka kualitas udara itu tercatat bahwa saat ini DKI Jakarta masih masuk dalam katagori tidak sehat nomor dua di dunia.

Baca juga: Ditanya Solusi Polusi Jakarta, Menko PMK: Jangan Banyak Hirup, Pakai Masker

Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI hari ini PM 2.5. Angka Konsentrasi itu, 16,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Sedangkan suhu di Jakarta pagi ini adalah 25 derajat celsius dengan kelembapan 77 persen, gerak angin 9,3,km/h, dan tekanan sebesar 1014 milibar.

Nilai indeks kualitas udara Ibu Kota Selasa pagi ini tercatat lehih buruk dibanding hari kemarin.

Pada Senin pagi pukul 08.00 WIB, indeks kualitas udara di DKI di angka 153 AQI US dengan ukuran polutan utamanya PM2.5

Tercatat, kualitas udara di Ibu Kota pada Senin pagi menduduki posisi keempat sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Hingga kini, situs pemantau kualitas udara ini juga masih merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menyalaka penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor.

Rekomendasi cara melindungi diri itu agar masyarakat dapat terhindar dari udara luar yang kotor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com