Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Sakit akibat Polusi Udara, Driver Ojol: Pemerintah Minim Penyuluhan

Kompas.com - 16/08/2023, 14:18 WIB
Rizky Syahrial,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Driver ojek online (ojol) menjadi salah satu kelompok pekerja yang paling terdampak dengan memburuknya kualitas udara di Ibu Kota dalam beberapa waktu terakhir. 

Driver ojol bernama Reni (30) mengaku sampai jatuh sakit karena setiap harinya harus menghadapi polusi udara saat mencari dan mengantar penumpang. 

"Ya ada sih sakit, tapi enggak terlalu parah, flu aja," kata Reni saat ditemui Kompas.com di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (16/8/2023).

"Anak-anak saya di rumah juga kena flu dan batuk," tambahnya. 

Baca juga: Cerita Warga Depok Bayinya Jadi Korban Polusi Udara: Didiagnosis ISPA, Sudah Sebulan Belum Pulih Juga

Di sisi lain, Reni pun merasa heran karena tidak ada penyuluhan yang memadai dari pemerintah terkait buruknya kualitas udara Jakarta dan dampaknya bagi kesehatan.

Ia juga menilai, tak ada upaya serius yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah polusi udara.

"Sebenarnya miris juga sih ya (masalah ini), tetapi gimana belum ada penanganan dari pemerintahnya juga. Belum ada perlindungan ke kita, terus minim juga penyuluhan," ujar Reni.

Baca juga: Pengamat Sebut Sektor Transportasi dan Industri Sumbang Polusi Terbesar di Jakarta

Dengan minimnya penyuluhan dan penanganan masalah polusi udara, ia merasa masyarakat masih belum sadar mengenai isu ini. 

Misalnya saja, masih banyak masyarakat yang masih membakar sampah secara sembarangan.

"Itu kan juga bikin polusi udara," kata dia.

Reni (30), salah satu driver ojek online yang menanggapi soal kualitas udara di Jakarta, Rabu (16/8/2023).KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL Reni (30), salah satu driver ojek online yang menanggapi soal kualitas udara di Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Reni menilai, harusnya pemerintah gencar melakukan sosialisasi sehingga setiap warga sadar bahwa kualitas udara di Jakarta sedang tidak baik-baik saja.

"Kalau memperbaikinya sih harus ada penyuluhan ya contohnya larangan bakar sampah di lingkungan masing-masing. Karena dari sampah itu cukup berbahaya untuk udara," tambah Reni.

Baca juga: Apakah Polusi Udara Menjadi Penyebab ISPA?

Diketahui, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor empat di dunia pagi ini, Rabu (16/8/2023).

Dikutip dari laman IQAir pukul 06.20 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat di angka 156.

Berdasarkan tingkat polusi, DKI Jakarta masuk dalam kategori kondisi tidak sehat sejak tiga hari terakhir.

Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5. Konsentrasi tersebut 13 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com