JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengajukan pelaksanaan modifikasi cuaca di wilayah Ibu Kota.
Permohonan itu disampaikan Heru Budi kepada Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto lewat surat tertulis nomor e-0008/TB.01.00.
"Kami mohon agar dapat dilakukan upaya teknologi modifikasi cuaca (TMC)," tulis Heru Budi dalam surat itu, dikutip Kompas.com, Selasa (22/8/2023).
Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk Ketiga di Dunia, Lebih Parah dari Kemarin
Heru Budi mengatakan, TMC diperlukan dalam rangka memperbaiki kualitas udara Jakarta yang kurang baik saat ini.
Dia mencontohkan, pada 13 Agustus 2023, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada di angka 170 atau masuk kategori tidak sehat dengan polutan utama PM 2.5.
"Pembiayaan sepenuhnya berasal dari dana siap pakai (DSP) BNPB," kata Heru.
Upaya perbaikan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar polusi udara di Jakarta diatasi.
"Perbaikan kualitas udara sebagaimana arahan Bapak Presiden juga dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-43 di Jakarta pada 5-7 September 2023," ujar Heru.
Baca juga: Hari Pertama, ASN Jakarta yang Work From Home Baru 13 Persen
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji belum mengetahui secara pasti apakah TMC sudah dilakukan di Ibu Kota.
"Kami sudah rapat bersama dan Pak Pj Gubernur sudah membuat surat ke BNPB untuk mohon dilakukan TMC," kata Isnawa.
"Tapi dilakukan kapan, saya agak kurang monitor, karena yang melakukan kan BNPB dan TNI AU," sambung dia.
Menurut Isnawa, terdapat beberapa kendala untuk melaksanakan TMC di wilayah DKI Jakarta. Salah satunya adalah faktor musim kemarau.
"Jadi gini, hasil rapat itu memang kendalanya kita lagi musim kemarau, jadi namanya gumpalan awan hujan itu sulit," ujar Isnawa.
Baca juga: DPRD DKI Cecar Kadis LH, Pertanyakan Penanganan Polusi dan Debu Batu Bara
Sebagai informasi, DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor ketiga di dunia pada Selasa pagi.
Dikutip dari laman IQAir, kualitas udara di Ibu Kota terpantau masih masuk kualitas tidak sehat.
Pada pukul 06.32 WIB, nilai indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat 163 dengan polutan utama PM 2.5.
Konsentrasi polutan tersebut 15,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Situs ini juga merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor agar terhindar dari udara luar yang kotor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.