JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi salah satu pejabat yang masih menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas.
Dia ingin menjaga ketahanan tubuhnya dan mencoba berkontribusi untuk mengurangi polusi, meskipun tidak setiap hari.
Pada Rabu (23/8/2023), Kompas.com berkesempatan untuk mengikuti perjalanan Muhadjir dari rumahnya di Kompleks Menteri Widya Chandra ke Kantor Kemenko PMK di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.
Hari itu, dia tinggalkan kendaraan dinasnya.
Dari rumah dinasnya di Kompleks Menteri Widya Chandra, Kebayoran Baru, Muhadjir jalan kaki sekitar 1,5 kilometer ke Stasiun MRT Istora Senayan.
Tidak banyak "rombongan" yang mengikuti perjalanan Muhadjir pada pagi itu.
Baca juga: Saat Fauzi Bowo Apresiasi Upaya Pemprov DKI Tangani Polusi Udara Jakarta
Dia hanya ditemani oleh salah satu ajudan dan juga stafnya. Muhadjir berjalan tanpa pengawalan. Dia masuk ke Stasiun MRT layaknya pegawai biasa yang sehari-hari beraktivitas di Ibu Kota.
Di dalam kereta, Muhadjir sempat berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Dia menghabiskan sisa waktu di perjalanan dengan membaca. Ketika itu, Muhadjir mengenakan masker. Penumpang lain yang berada di dalam kereta tidak menyadari keberadaannya.
Muhadjir turun di Stasiun MRT Bundaran HI. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki, menyusuri trotoar di Jalan Sudirman dan M.H Thamrin yang masih banyak aral rintangnya.
Baca juga: KLHK Sebut Kualitas Udara Jakarta Membaik, Kecuali Lubang Buaya dan Bantar Gebang
Saksikan selengkapnya wawancara khusus jurnalis Kompas.com Fabian Januarius dengan Muhadjir Effendi dalam tayangan video di bawah ini:
Muhadjir mengatakan, dia memilih untuk naik MRT dan berjalan kaki adalah untuk menjaga ketahanan tubuhnya.
“(Pilih jalan kaki untuk) menjaga endurance (ketahanan tubuh) dan kesehatan. Yang kedua, walaupun mungkin andilnya kecil, (ingin) ikut mengurangi kepadatan lalu lintas,” kata Muhadjir kepada Kompas.com di Stasiun MRT Istora Senayan.
“Kemudian juga (untuk mengurangi) polusi karena polusi besar sekali,” lanjut dia.
Dalam seminggu, dia jalan kaki dan naik transportasi umum ke kantor setidaknya dua kali.
“Biasanya Rabu sama Kamis. Kemudian, Jumat naik sepeda ke kantor karena sudah ditunggu juga (oleh) para pegawai untuk olahraga Jumat,” imbuh Muhadjir.
Secara keseluruhan, jarak dari rumah Muhadjir ke kantornya sekitar 8-10 kilometer. Apabila naik sepeda, Muhadjir memilih rute memutar melalui Senayan agar jaraknya lebih panjang.
Baca juga: Kualitas Udara Buruk, Menkes Sarankan Olahraga Sore Hari, Bukan Pagi dan Malam
“Nanti kira-kira (perjalanannya) 20 kilometer,” celetuk dia.
Muhadjir berharap, masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas transportasi umum yang telah disediakan pemerintah. Sebab, memiliki dampak yang baik bagi berbagai aspek.
“Multiplier effect-nya besar, terutama untuk menjaga keamanan dan kesehatan. Sekarang ini, ongkos biaya yang dikeluarkan Pemerintah sebagian besar adalah akibat gaya hidup masyarakat, bukan dari penyakit yang betul-betul tak bisa dihindari,” terang Muhadjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.