JAKARTA, KOMPAS.com - Analis politik dari Ipsos Public Affairs Arif Nurul Imam menilai, elektabilitas menjadi modal utama yang harus dimiliki kader-kader partai politik untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Modal berikutnya yakni loyalitas terhadap partai dan pendanaan politik.
"Pertama, elektabilitas; kedua, loyalitas; ketiga, tidak bisa ditampik logistik atau pendanaan politik," ujar Arif saat dihubungi Kompas.com, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Parpol Belum Bahas Cagub DKI, Pengamat: Masih Fokus Pileg untuk Dapat Tiket Pilkada
Menurut dia, jika partai politik memiliki kader dengan elektabilitas dan ketokohan yang tinggi, tentu kader itulah yang akan diusung untuk maju Pilkada DKI.
Sebab, jika kader yang diusung itu populer, tidak butuh waktu lama untuk meraih perhatian masyarakat saat kampanye Pilkada nantinya.
Terlebih, hingga saat ini partai-partai politik belum fokus mengenalkan calon kepala daerah yang akan diusung, dan masa kampanye juga rencananya dipangkas menjadi 30 hari.
"Misal ketika Golkar mengusung Ridwan Kamil, Ridwan Kamil kan tokoh populer dan memiliki elektabilitas tinggi, tentu waktu pendek (untuk memperkenalkan kepada publik) tidak jadi masalah," kata Arif.
Baca juga: Rumah di Pulogadung Kebakaran Saat Ditinggal Penghuni, 1 Mobil Terselamatkan
Sebaliknya, parpol memiliki beban berat jika kader atau tokoh non-kader yang diusung tidak memiliki elektabilitas tinggi dan tidak memiliki rekam jejak yang baik.
"Ya kalau tokoh yang diusung itu sudah tokoh yang populer, tentu tidak begitu repot. Yang jadi masalah adalah ketika partai tersebut mengusung kadernya tokoh yang tidak memiliki elektabilitas atau tidak populer, tidak memiliki kinerja rekam jejak yang baik, itu menjadi agak berat untu menyosialisasikan dan menarik simpati masyarakat Jakarta," papar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.