JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur, bernama Syifa (33) mengaku khawatir dengan aksi tawuran yang terjadi di wilayah permukimannya pada Selasa (3/10/2023) sore.
Ia khawatir aksi tak pantas itu ditiru oleh anaknya yang masih kecil
"Anak saya baru umur enam tahun, lagi masa-masanya meniru orang di sekitarnya, lagi aktif. Takutnya dia meniru aksi tawuran," tutur dia kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2023).
Baca juga: Sebelum Tawuran, Sekelompok Remaja di Cipinang Keliling Kompleks untuk Survei
Aksi tawuran antara dua kelompok remaja itu terjadi di Jalan Kramat Kosambi, Cipinang, Pulogadung, tepatnya di pertigaan dekat Jalan Perikani III.
Syifa dan anaknya memang tidak melihat langsung aksi tawuran itu. Sebab, mereka sedang menjaga warung di Jalan Cipinang Timur.
Namun, anaknya sempat melihat sekelompok remaja berseragam SMA berlarian di tempat pemakaman umum (TPU) dekat warung Syifa.
"Anak bilang, 'Mama, ada tawuran'. Saya tanya di mana, kata dia di kuburan. Saya tengok ke arah kuburan di ujung jalan warung, sepi. Kalau ada tawuran pasti lewat warung saya," terang Syifa.
"Saya enggak tahu, ibu-ibu sini juga enggak ada cerita. Tahunya besoknya (4/10/2023), ada video CCTV yang rekam tawuran itu. Tahunya (tawuran) dekat sini, bukan di sini (kuburan)," imbuh dia.
Baca juga: Pelajar Tawuran di Cipinang Pulogadung, Satpam: Tiba-tiba Ramai, Enggak Tahu dari Mana
Syifa juga resah jika aksi tawuran bakal terulang kembali.
Jika aksi tawuran terjadi pada malam hari, ia takut adiknya menjadi korban. Sebab, adiknya sering pulang kerja pada malam hari.
Jika tawuran terjadi pada siang hari, ia khawatir anaknya melihat dan mencontohnya.
"Takutnya niruin karena dikira tawuran itu sesuatu yang menyenangkan, melihatnya takutnya kayak seru. Takut dia ngira tawuran itu asyik dan kebawa sampai dewasa," ungkap dia.
Baca juga: Bunyi Klakson Mobil Bubarkan Tawuran Remaja di Cipinang Pulogadung
Syifa juga takut menjadi korban salah sasaran, baik dirinya maupun warungnya.
Terkait identitas para pelaku tawuran, berdasarkan informasi yang Syifa dapat dari teman-temannya yang tinggal di Jalan Kramat Kosambi, dua kelompok remaja itu berasal dari luar wilayah tersebut.
Sebab, tidak ada yang mengenali wajah para pelaku. Syifa pun tidak mengenali anak-anak yang terekam dalam kamera CCTV itu.
"Kayaknya mereka sengaja janjian dan cari tempat sepi (untuk tawuran) karena di situ memang sepi karena di dalam kompleks," ujar dia.
Adapun rekaman kamera CCTV yang menunjukkan aksi tawuran antara dua kelompok pelajar itu viral di media sosial.
Dalam rekaman itu, sebagian besar pelaku masih mengenakan seragam sekolah. Ada aksi saling kejar, pemukulan terhadap beberapa lawan, dan saling pukul dengan bambu.
Dalam narasi yang beredar, anak-anak itu langsung kabur usai dibubarkan oleh seorang warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.