Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nelangsa Warga Tambora: Terpaksa Beli Air Jeriken karena Krisis Air Bersih, tapi Tetap Bayar Tagihan PAM Setiap Bulan

Kompas.com - 06/10/2023, 11:38 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis air bersih melanda empat rukun tetangga (RT) di RW 04 Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, sejak dua tahun terakhir.

Menurut warga bernama Syahrul (49), dalam kurun waktu tersebut, air yang disuplai PAM Jaya tak selalu mengalir dengan lancar.

"Sudah lumayan lama ya krisis air. Sudah dua tahunanlah. Nanti ada air, nanti enggak," kata Syahrul saat ditemui di lokasi, Kamis (5/10/2023).

Baca juga: Krisis Air Bersih di Tambora sejak Dua Tahun Lalu, Warga: Jelas Kami Rugi

"Sekarang ini alhamdulillah beberapa titik sudah ada airnya, cuma beberapa masih sulit," lanjut dia.

Sepengetahuan Syahrul, krisis air bersih terjadi lantaran pipa yang mengalirkan air jebol.

Tetap bayar tagihan PAM

Syahrul mengaku bahwa ia dan warga lainnya tetap membayar tagihan PAM Jaya meski air yang disuplai tidak mengalir ke rumah.

Menurut dia, air tak selalu mengalir ke rumah-rumah di wilayah dekat tempat tinggalnya sejak lama.

"Bayar, walaupun mati kan ada biaya tetap kan walaupun air enggak keluar. Air enggak keluar tetap bayar setiap bulan," kata Syahrul.

Baca juga: Gara-gara Krisis Air, Warga di Tambora Terpaksa Beli Air Dalam Jeriken

Setiap bulannya, kata Syahrul, warga bisa membayar tagihan PAM Jaya antara Rp 8.000-Rp 15.000.

Terpaksa beli air dalam jeriken

Syahrul mengatakan, ia dan sebagian warga di RW 004 terpaksa membeli air bersih dalam jeriken yang dijual pedagang air keliling.

Mau tak mau mereka harus membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhannya di rumah.

"Kalau dibilang rugi, jelas kami merugi. Dengan air enggak keluar, beli air gerobakan. Jadi mengeluarkan uang lagi," ungkap Syahrul.

Sekali membeli air yang dibawa pedagang, Syahrul mengaku bisa merogoh kocek hingga Rp 50.000.

Baca juga: Warga Tambora Mengaku Tetap Bayar Tagihan Setiap Bulan meski Krisis Air Bersih

"Satu gerobak harganya Rp 50.000, itu untuk kebutuhan sehari-hari. Kemarin saya beli sekali, habis itu air mengalir lagi," ucap dia.

(Tim Redaksi: Zintan Prihatini, Nursita Sari, Ihsanuddin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Ketua DTKJ Daftar Cawalkot Tangerang, Janjikan Integrasi Bus Tayo dengan KRL dan Transjakarta

Megapolitan
Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Diserang Begal dengan Diterima Jadi Polisi

Megapolitan
Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com