Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Warteg Sampai Harus Ganti Ukuran Piring karena Beras Mahal, Imbas Pengurangan Porsi Makanan

Kompas.com - 12/10/2023, 10:08 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang warung Tegal (warteg) mengeluhkan masih tingginya harga beras di pasaran. Sejak sebulan terakhir, harga beras belum mengalami penurunan.

Ketua Komunitas Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, pedagang pun mau tak mau menyesuaikan porsi makanan untuk menyiasati kenaikan harga beras.

"Ada yang mengganti piring yang lebih kecil agar ada penyesuaian tempat dengan pengurangan porsi," ucap Mukroni kepada Kompas.com, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Putar Otak Pedagang Warteg di Tengah Harga Beras yang Sedang Tinggi-tingginya

Pengurangan porsi itu, kata Mukroni, demi tetap menjaga daya saing harga. Pasalnya, warteg mungkin akan mengurangi porsi atau jumlah bahan beras yang digunakan dalam hidangan mereka.

Menurut Mukroni, pedagang juga berupaya menggunakan beras yang lebih efisien dalam setiap hidangan. Tujuannya, kata dia, agar mereka bisa membantu mengurangi dampak kenaikan harga.

"Misalnya, mengukur porsi beras dengan lebih teliti dan meminimalkan pemborosan," kata Mukroni.

Kendati demikian, Mukroni berujar ada pula pedagang warteg yang mau tak mau mau menyesuaikan harga per porsi untuk menyiasati kenaikan harga beras.

Baca juga: Pedagang di Pasar Rawa Badak Pesimistis Harga Beras Tidak Kembali ke Semula

"Warteg mungkin perlu menyesuaikan harga menu mereka untuk mencerminkan kenaikan harga beras," ucap Mukroni.

"Ini bisa berarti menaikkan harga makanan yang menggunakan beras sebagai bahan utama," tutur Mukroni melanjutkan.

Berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta, harga beras dengan kualitas medium terus naik sejak pertengahan September lalu.

Kini harga beras tersebut rata-rata sudah mencapai Rp 12.526 per kilogram (kg). Padahal, pada Agustus lalu harga beras medium pernah Rp10.703 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com