Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Lift dan Eskalator Mati, Eva Susah Payah Turuni Tangga di Stasiun Bekasi Sambil Bawa Dua Anak

Kompas.com - 18/10/2023, 16:37 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Eva (28), penumpang kereta rel listrik (KRL), merasa lelah menuruni tangga manual sambil membawa dua anak untuk keluar dari Stasiun Bekasi.

Saat ditemui di lokasi, Rabu (18/10/2023), Eva mengungkapkan perasaannya harus turun menggunakan tangga manual sambil menggendong anak kedua yang tertidur dan menuntun anak pertamanya.

Kondisi ini dia hadapi karena eskalator di stasiun itu tidak berfungsi. Eva keluar stasiun dari sisi pintu selatan, tepatnya di Jalan Ir H Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

"Bawa anak ini dua, yang ini (tertidur) tiga tahun, yang satu lima tahun. Ngos-ngosan ya rasanya, mesti nuntun juga kan, capek juga. Minta tolong diperbaiki," kata Eva kepada Kompas.com.

Baca juga: Lift dan Eskalator Stasiun Bekasi Mati, Penumpang Ngos-ngosan Turun lewat Tangga

Eva pun mengaku kerepotan karena kedua tangannya harus bekerja. Satu memegang railing besi dan satu tangan lain menuntun anaknya.

"Agak repot sih soalnya gendong-gendong anak ya, terus mesti nuntun-nuntun juga," ucapnya.

Hal yang paling disayangkan menurut Eva yakni fasilitas lift keluar juga tidak berfungsi. Karena itu, ia tidak punya pilihan selain melalui tangga manual.

Eva mengatakan, sekitar sebulan yang lalu, lift dan eskalator tersebut masih bisa digunakan. Namun kini sudah ditutup karena adanya perbaikan.

Baca juga: Perjuangan Petrus Mencari Peruntungan di Bekasi Job Fair, Bermodal Rp 50.000 untuk Berkas Lamaran

"Eskalator sama liftnya beberapa bulan lalu itu masih bisa digunakan, nah sekarang eskalator enggak bisa, lift enggak bisa, bawa-bawa anak ini agak susah. Tadi lift enggak berfungsi dari atas," jelasnya.

Sebagai pengguna KRL, Eva pun bertanya mengapa perbaikan fasilitas tersebut belum juga selesai hingga sekarang.

"Beberapa minggu lalu ke sini juga, dan sampai sekarang belum diperbaiki, belum berfungsi. Jadi agak merepotkan, belum ada perkembangan," sesalnya.

Kepada PT KAI, Eva berharap segera diambil tindakan agar pengguna seperti dirinya merasa nyaman saat menggunakan jasa transportasi KRL.

"Pinginnya sih maksudnya enggak usah berlama-lama, soalnya ini banyak juga orangtua, lansia, kasihan mereka, yang bawa anak juga, kasian turun turun tangga, semoga cepat diperbaiki deh," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com