JAKARTA, KOMPAS.com - Di antara kerumunan massa relawan pendukung bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden, Hendra (38) tampil mencolok dan cukup menarik perhatian di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Kamis (19/10/2023).
Ia memakai kaus biasa, tapi mengenakan topi pet hitam dengan bando yang diberi tempelan karton berbentuk hati.
Dalam cetakan karton bernuansa biru itu, ada foto pasangan bacapres-bacawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, lengkap dengan tulisan “Anies Cak Imin, AMIN, capres dan cawapres 2024-2029”.
Baca juga: Tabungan Haji Rp 350 Juta Dikuras Pelaku Hipnotis, Lansia di Bekasi Jadi Sering Bengong
Tangannya juga penuh dagangan. Dia menggenggam segepok kipas tangan yang juga bergambar Anies-Muhaimin dan sejumlah ikat kepala berwarna putih-biru di tangan kanan.
Sementara itu, tangan kirinya menggenggam sejumlah poster hati berukuran besar serta bando seperti yang dia kenakan.
“Ini kalau kipas saya sedia 60 pieces. Modal Rp 6.000, saya jual Rp 10.000,” kata Hendra saat dihampiri Kompas.com.
“Kalau poster bentuk hati dan bando saya jual Rp 5000-an,” lanjut dia.
Diketahui, para pendukung berkumpul di Gedung KPU untuk mengantar pasangan pilihannya mendaftar sebagai capres-cawapres.
Hendra telah berdagang merchandise hasil editan sendiri sejak 2010. Mulanya, dia menjajakan dagangannya di venue-venue konser.
“Ngide aja (awalnya) kalau penonton acara itu gerah. Makanya saya bikin kipas,” tutur dia.
Meski ada banyak pedagang asongan lain yang menjual hal serupa, Hendra mengaku tak masalah. Sebab, ada perbedaan antara produk yang dijualnya dengan pedagang lain.
“Kipasnya kan ada yang bulat, ada yang tipis,” celetuk Hendra.
Baca juga: Kasus Dugaan Penipuan Rekrutmen Kerja, Dua Pegawai Satpol PP Tangsel Diperiksa Inspektorat
Kendati demikian, berdagang di antara relawan capres-cawapres tidak terlalu mulus bagi Hendra. Sebab, harga kipas yang dijualnya dianggap terlalu mahal.
“Saya jual Rp 10.000, masak ditawar jadi Rp 5.000. Sudah rugi Rp 1.000 kan itu,” keluh dia.
Menurut dia, pembeli di kalangan relawan berbeda dengan pembeli yang menonton konser.