Karena itu, Hendra memaklumi jika ada relawan yang menganggap harga dagangannya kemahalan
“Kalau gini (acara pendaftaran capres-cawapres) kan yang datang rakyat biasa, enggak ngerti (esensi merchandise). Kalau konser kan bisa buat selfie-selfie di dalam venue,” tutur Hendra.
Baca juga: Pedagang Beras: Mau Ganjar, Anies, atau Prabowo yang Jadi Presiden, Rakyat Kecil Tetap Sengsara
Meski begitu, Hendra tak menyerah. Dia tetap menjajakan barang jualannya sambil berharap dagangannya habis terjual.
Bahkan, ketika pendukung Anies-Muhaimin sudah bubar, Herman masih terlihat di sekitar Gedung KPU.
Di antara pendukung pasangan bacapres-bacawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Herman kembali berjualan. Namun, barang dagangannya sudah “berubah”.
Tak lagi bergambar Anies-Muhaimin dengan nuansa biru, kini dagangan Hendra bernuansa merah dengan foto Ganjar dan Mahfud.
“Yah, untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ada anak tiga masih kecil-kecil,” papar dia.
Ada kejadian menarik saat Kompas.com berbincang dengan Hendra. Saat wawancara, ada seorang ibu yang menanyakan harga poster hati Anies-Muhaimin.
Ibu itu sempat menawar harga, lalu mengambil dua poster hati. Saat ibu itu hendak membayar, tiba-tiba ada serombongan orang yang melintas di antara dia dan Hendra.
Ketika rombongan orang itu sudah berlalu, ibu tersebut telah menghilang entah ke mana.
“Nah, kalau ditanya pernah enggak ada pembeli yang kabur? Ya, kayak gitu. Bukan kabur, tapi kadang ada pembeli lupa bayar,” ujar Hendra.
Saat ditanya apakah dia merasa marah atau kesal, Hendra mengaku pasrah.
“Kalau udah lupa bayar karena lagi ramai ya mau gimana lagi?” celetuk dia sebelum akhirnya kembali berjualan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.