JAKARTA, KOMPAS.com - Aggaran yang belum tersedianya dari jadi penyebab angkot reguler di Jakarta Utara (Jakut) belum bisa bergabung dengan Jaklingko.
"Ini kewenangan dari PT Transjakarta. Kalau yang saya tahu, dikarenakan waktu tahun 2020 sampai dengan 2022 ada pandemi Covid-19, dan info yang saya dapat dari PT Transjakarta alokasi anggaran belum tersedia untuk membuka rute Jaklingko 111 dan lainnya," kata Kepala Seksi Angkutan Jalan Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakut Sulistiyono Widodo saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (25/5/2024).
Lebih lanjut, Sulis membenarkan adanya SK Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) untuk membuka empat rute Jaklingko di Jakut sejak 2019.
Baca juga: Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK
Rute-rute yang dimaksud yaitu JAK 111 dari Sukapura ke Pulo Gebang, JAK 114 dari Walang ke Tanjung Priok, JAK 116 dari Pemadam ke Terminal Tanjung Priok, dan JAK 119 dari Muara Baru ke Pantai Indah Kapuk (PIK).
Namun, karena belum tersedianya anggaran, Dishub belum bisa melakukan pengintegrasian angkot reguler di Jakut dengan Jaklingko hingga 2024 ini.
Sampai saat ini, belum ada kepastian lebih lanjut baik dari Dishub pusat, PT Transjakarta, dan para pemangku kepentingan untuk rencana pengintegrasian ke depannya.
"Untuk rencana pengintegrasian belum ada kepastian," ujar Sulis.
Baca juga: Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu Nombok Setoran
Diberitakan sebelumnya, ratusan sopir angkot reguler Jakut melakukan demo di depan Kantor Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang berada di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (15/5/2024).
Para sopir angkot meminta agar Heru segera menandatangani SK pengintegrasian angkot reguler dengan Jaklingko.
Pasalnya, para sopir sudah mulai kewalahan membayar sewa angkotnya karena rendahnya pendapatan akibat lebih banyak penumpang yang memilih naik Jaklingko karena gratis.
Baca juga: Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko
Selain itu, beberapa pemilik angkot juga sudah melakukan peremajaan (pembaharuan) kendaraannya demi bisa bergabung Jaklingko.
Untuk melakukan peremajaan, pemilik angkot sudah menghabiskan uang puluhan juta. Di mana uang tersebut mereka pinjam di bank.
Namun, karena sampai saat ini angkot yang sudah diremajakan belum bisa bergabung Jaklingko maka para pemilik angkot kesulitan membayar cicilan bank.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.