Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Kompas.com - 17/06/2024, 17:59 WIB
I Putu Gede Rama Paramahamsa,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang tinggal di kolong jembatan Kali Ciliwung mengeluhkan air sungai seringkali berbau tak sedap setiap perayaan Idul Adha.

Idi (51), warga yang tinggal di kolong jembatan mengatakan, banyak sisa pemotongan hewan kurban yang dibuang begitu saja ke sungai.

Limbah hewan kurban itu hanyut melewati tempat tinggal mereka.

“Isi sapi, dalemannya, ususnya, apa aja dah. Kental saja airnya,” ujar Idi (51) kepada Kompas.com pada Senin (17/6/2024).

 Baca juga: Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Idi tidak tahu dari mana limbah hewan kurban itu berasal. Bau tak sedap semakin kuat jika limbah hewan kurban itu tersangkut, tidak hanyut terbawa air.

“Pakai mobil orang ngebuangnya, enggak tahu dari mana. Baunya nggak karuan,” tambah dia.

Butuh waktu cukup lama agar air tersebut tidak berbau lagi. Kondisi ini mengganggu aktivitas mereka karena air tidak bisa digunakan untuk mandi.

Idi dan rekannya sesama pemulung harus mandi di pasar terdekat dan merogoh kocek untuk mendapat air bersih.

Untungnya, pihak pasar mengerti keadaan mereka. Mereka hanya perlu membayar separuh harga, yakni Rp 1.000, untuk mandi.

Idi dan beberapa orang yang tinggal di kolong jembatan jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat itu harus bertahan dengan bau menyengat air sungai setidaknya hingga sebulan.

Baca juga: Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Bau busuk itu bisa lebih cepat hilang jika hujan turun.

Sehari-hari, Idi dan beberapa orang lainnya yang menempati kolong jembatan itu bekerja sebagai pengepul barang rongsok.

Pendapatannya hanya sekitar Rp 30.000-50.000 setiap harinya. Pendapatan itu habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sungai Ciliwung memang termasuk salah satu sungai terkotor di dunia.

Riset The Conversation menemukan bahwa Sungai Ciliwung adalah sungai dengan tingkat cemaran yang lebih parah ketimbang 20 sungai lainnya di Eropa dan Asia Tenggara.

Pilihan Idi dan kawan-kawan tidak banyak. Pendapatan harian langsung habis untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Untuk mandi, mereka langsung menggunakan air dari Sungai Ciliwung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com