JAKARTA, KOMPAS.com - Saat musim hujan tiba, warga yang tinggal di kolong jembatan Jalan Sukabumi, Menteng, Jakarta Pusat, selalu waswas.
Sebab, banjir bisa saja menyapu barang mereka.
Idi (51), pengepul barang rongsok yang telah sembilan tahun tinggal di sana mengatakan, area tempat dia tinggal akan banjir jika hujan turun beberapa hari berturut-turut.
Baca juga: Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi
“Biasanya kalau hujan berturut-turut sampai tiga hari, itu pasti banjir tuh,” ujar Idi saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (17/6/2024).
Di kolong jembatan Jalan Sukabumi, ada empat orang yang bermukim. Mereka adalah pengepul barang rongsok di area Jakarta Selatan.
Mereka tidak tinggal tepat di pinggiran Sungai Ciliwung, tetapi berada cukup tinggi dari batas air. Kurang lebih satu meter lebih tinggi dari permukaan air.
Di sana, mereka menyimpan berbagai macam barang pribadi mereka, yakni kasur, baju, bantal, atau barang-barang rongsok yang akan mereka jual.
Jika banjir melanda, ada banyak barang yang berpotensi hanyut.
“Pernah (banjir), terutama sebelum dikeruk (Sungai Ciliwung),” kata Idi.
Baca juga: Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata
Saat itu, Ia harus bersiap mengungsi dan menaikkan semua barang pentingnya ke sela-sela besi jembatan yang lebih tinggi.
Kendati berada satu meter di atas permukaan sungai, air sungai yang meluap bisa menggenangi daerah tempat mereka tidur.
Jika diukur dari tempat Idi bermukim, ketinggian air setidaknya mencapai mata kaki.
Hal itu berarti, jika diukur dari kondisi normal sungai, kenaikan debit air mencapai lebih dari satu meter ketika hujan deras.
“Saya akhirnya naikin barang-barang, tidur akhirnya di emperan toko. Kita ngerinya ular,” tambah dia.
Untungnya, air tidak berhari-hari menggenangi tempat tinggalnya yang memang berada bersebelahan dengan sungai.
Baca juga: Ketika Warga Kebon Pala Jatinegara Harus Hidup Berdamai dengan Luapan Kali Ciliwung
Biasanya, dalam satu hari, banjir telah surut.
Kini, Sungai Ciliwung telah beberapa kali dikeruk sehingga kedalaman sungai bertambah.
Hal tersebut membuat debit air yang naik ke tempat idi bermukim tidak begitu besar di kala banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.