Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok "Sekolah di Utara" untuk Anak Kurang Mampu di Cilincing, Ada di Kolong Jembatan Berdebu

Kompas.com - 25/06/2024, 08:44 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Kondisi 'Sekolah di Utara' yang berada tepat di bawah kolong jembatan Kampung Baru Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara, begitu berdebu dan jendelanya rusak.

'Sekolah di Utara' adalah sekolah informal untuk anak-anak kurang mampu di Cilincing agar bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Sekolah ini pertama kali diprakasai oleh para mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di tahun 2020.

"Awal berdirinya waktu Covid-19, ada mahasiswa dari UNJ yaitu Nandita dan kawan-kawan datang ke Kampung Baru cerita ke kepala kampung mereka mau mengajar dan mengabdi untuk anak-anak di sini, karena saat itu Covid-19 anak-anak jadi terpenjara enggak ada kegiatan apa-apa," kata Siti Wasila (42) Pengurus Sekolah di Utara, saat diwawancarai Kompas.com di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Berseri, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (23/6/2024).

Baca juga: Amukan Penonton Gagal Lihat Idola, Berujung Penjarahan dan Perusakan di Konser Lentera Festival

Ila, sapaan akrab Wasila, menjelaskan, program ini mendapatkan respons baik dari warga. Para mahasiswa UNJ pun semakin semangat untuk membangun bangunan sekolah sederhana untuk anak-anak Cilincing.

Namun, saat itu masih terkendala di lahan. Menurut Ila, Kampung Baru Nelayan ini sudah sangat padat rumah sehingga sulit untuk mendirikan bangunan sekolah.

Beruntungnya, Ila memiliki lahan bekas warung ibunya persis di bawah kolong jembatan.

"Mereka bertanya ada tempat enggak di sini? Kalau tempat memang sudah padat ya, cuma saya punya tempat di kolong jembatan bekas warung ibu, karena sepi warungnya ya sudah dipakai buat bangun sekolah enggak apa-apa," tutur Ila.

Akhirnya, para mahasiswa UNJ tersebut pun membangun 'Sekolah di Utara' dengan modal swadaya dan donasi dari berbagai pihak.

Baca juga: Problematika Rumah Subsidi, Banyak Pembeli Bertujuan Investasi demi Untung Besar

Para mahasiswa UNJ juga tidak menarikan uang sepeser pun dari warga Kampung Nelayan Baru untuk mendirikan 'Sekolah di Utara'.

Di bangunan sederhana tersebut lah, para mahasiswa UNJ mengabdi dan berbagi ilmu kepada anak-anak di Cilincing.

Jadi, anak-anak Cilincing yang memiliki keterbatasan ekonomi dan tidak bisa mengenyam bangku pendidikan, tetap bisa belajar di 'Sekolah di Utara' ini.

Belajar di tempat berdebu

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, kini kondisi bangunan 'Sekolah di Utara' itu sangat memperihatinkan.

Bagaimana tidak? Bangunan yang kerap digunakan untuk belajar sekaligus bermain anak-anak Cilincing tersebut justru penuh debu.

Baca juga: Akhirnya Pengelola Lapor Polisi Usai Rusunawa Marunda Tersisa Dinding dan Puing akibat Penjarahan

Tak jarang pula, tumpukan debu di 'Sekolah di Utara' itu membuat paru-paru terasa begitu sesak.

Selain itu, beberapa bagian dari sekolah ini juga mengalami kerusakan. Seperti pintu yang sudah tidak bisa dikunci secara normal, hingga jendela yang rusak.

Saat Kompas.com datang ke lokasi, jendela sekolah ini ditutupi oleh kayu karena sudah rusak dan kacanya pecah.

Tak hanya itu, sekolah informal ini juga tidak berlantai keramik, anak-anak yang belajar di sini hanya duduk beralasan karpet penuh debu.

Fasilitas di dalamnya juga sangat terbatas dan banyak yang mengalami kerusakan. Salah satunya adalah lemari buku yang sudah usang dan reyot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Dituduh Maling Motor, Pria di Grogol Dikeroyok 4 Orang

Megapolitan
Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB

Megapolitan
Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Warga Tegal Alur: Gibran dan Heru Budi Datang Hanya Bicarakan Soal Pengerukan Kali

Megapolitan
Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Dishub Jaksel Bakal Razia Parkir Liar di Jalur Sepeda dan Trotoar di Senopati

Megapolitan
PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

PLN: Pencurian Kabel Berbahaya, Bisa Menyebabkan Ledakan

Megapolitan
Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Terkait Pilkada Jakarta, DPD Golkar : Ketua Umum Tengah Koordinasi dengan Partai di KIM

Megapolitan
Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Cegah Banjir, Warga Tegal Alur Dukung Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Perlintasan Stasiun Pondok Jati

Megapolitan
Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Ada Warteg Terbakar, Jalan Duren Tiga Arah Kemang Sempat Ditutup

Megapolitan
Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Diduga karena Korsleting, Sebuah Warteg Terbakar di Duren Tiga

Megapolitan
Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Bocah Jatuh dari Rusunawa Rawa Bebek, Pengamat: Kondisi Rusunawa di DKI Mengkhawatirkan

Megapolitan
Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Megapolitan
Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Megapolitan
Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Soal Rencana Duet Anies-Sohibul di Pilkada DKI, DPD Golkar : Itu Hak PKS, Silahkan Saja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com