Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Prof Dr Satrio Macet Panjang Imbas Proyek Drainase

Kompas.com - 28/06/2024, 19:31 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan panjang terjadi di Jalan Prof Dr Satrio, Jakarta Selatan, imbas adanya pembangunan sistem drainase yang memakan badan jalan.

Pengamatan Kompas.com, Jumat (28/6/2024) di lokasi, pembangunan itu memakan dua badan jalan sekaligus. Baik Jalan Prof Dr Satrio arah Tanah Abang maupun sebaliknya, arah Kuningan.

Jika di jalan yang mengarah ke Tanah Abang, proyek berada di depan Viva Futsal. Sementara, pembangunan sistem drainase di jalan arah Kuningan berada di depan restoran bebek BKB.

Baca juga: Staf Hasto Kristiyanto Berencana Laporkan Penyidik KPK ke Kompolnas

Setiap ruas jalan, baik yang mengarah Tanah Abang maupun Kuningan, sama-sama terdampak satu lajur.

Akibatnya, kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat harus bergantian saat melintas.

Adapun kemacetan di Jalan Prof Dr Satrio cukup situasional. Jika jam berangkat kerja, kemacetan lebih banyak terjadi di jalan arah Kuningan.

Sedangkan, saat jam pulang kerja, kemacetan lebih terlihat di jalan arah Tanah Abang.

Hal itu terlihat seperti yang dilihat Kompas.com pukul 17.30 WIB. Kemacetan panjang sejauh satu kilometer terlihat di Jalan Prof Dr Satrio arah Tanah Abang.

Sebaliknya, Jalan Prof Dr Satrio arah Kuningan, yang berada persis di sebelah pembangunan sistem drainase, tak terlihat kemacetan.

Terkait progres pembangunan, belum terlihat ada progres pengerjaan proyek.

Di dalam proyek yang ditutupi papan berwarna putih tersebut, hanya terlihat sebuah lubang menganga dan satu excavator.

Baca juga: Staf Hasto Kristiyanto Mengaku Siap Kembali Diperiksa KPK, tapi Masih Waswas

Dikonfirmasi terpisah, Santo, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan menyebut, pembangunan sistem drainase akan berlangsung selama beberapa bulan.

“Rencananya pengerjaan baru selesai pada akhir Agustus 2024,” kata dia saat dikonfirmasi.

Maka dari itu, Santo meminta maaf jika pembangunan sistem drainase berakibat pada kemacetan lalu lintas.

Ia memohon kepada masyarakat untuk bersabar karena pembangunan ditujukan untuk mengatasi permasalahan banjir.

“Kami memohon maaf jika pembangunan mengganggu lalu lintas. Kami berharap pembangunan bisa selesai tepat waktu,” ucap dia.

Baca juga: Pengamat: Rusunawa Rawa Bebek Bukan Ditujukan untuk Keluarga, melainkan Buruh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com