Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Kompas.com - 30/06/2024, 13:01 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Meskipun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Daerah Khusus Jakarta baru akan berlangsung pada 27 November 2024, suasana politik semakin memanas dengan kemunculan nama-nama bakal calon kepala daerah serta wakilnya dan manuver berbagai partai politik.

Warga Jakarta mulai memperbincangkan rekam jejak para calon untuk menilai kemampuan mereka dalam mengatasi berbagai persoalan kompleks. Salah satunya, polusi udara yang terus menjadi tantangan besar bagi Jakarta sebagai pusat aktivitas perekonomian nasional.

Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyoroti pentingnya mengatasi polusi udara sebagai salah satu tantangan utama yang harus segera dipecahkan.

Menurutnya, kualitas udara Jakarta memburuk karena kombinasi berbagai aktivitas dan kondisi, termasuk tingginya penggunaan kendaraan bermotor pribadi, emisi dari sekitar 10 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di sekitar Jakarta (Banten dan Jawa Barat), serta banyaknya fasilitas industri di sekitar kota.

Baca juga: Peringati Hari UMKM Internasional, Fahira Idris: Mulailah Jadi Creativepreneur

Selain itu, peningkatan konsentrasi polutan udara selama musim kemarau yang berlangsung sejak Mei 2024 memperburuk keadaan.

Merujuk kondisi tersebut, Fahira menekankan pentingnya memilih calon gubernur yang memiliki gagasan konkret untuk mengatasi polusi udara di Jakarta.

“Tanpa upaya nyata untuk memperbaiki kualitas udara, dampaknya tidak hanya akan dirasakan pada sektor kesehatan, tetapi juga pada lingkungan, ekonomi, dan pariwisata. Produktivitas warga Jakarta sebagai penggerak utama ekonomi akan menurun jika kesehatan mereka terganggu,” ujar Fahira dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (30/6/2024).

Ia menambahkan, buruknya kualitas udara di Jakarta juga akan berdampak negatif pada lingkungan dan ekonomi. Polutan udara dapat merusak vegetasi, menyebabkan eutrofikasi air, dan merusak ekosistem perairan.

Baca juga: Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Penurunan derajat kesehatan masyarakat dan kerusakan lingkungan, lanjut Fahira, juga berisiko menurunkan produktivitas kota. Ini berdampak langsung pada laju ekonomi.

Selain itu, kota dengan polusi udara tinggi akan memiliki citra buruk yang membuat wisatawan dan penyelenggara acara besar enggan berkunjung.

Maka dari itu, Fahira menyarankan agar masalah polusi udara harus diselesaikan terlebih dahulu agar Jakarta nyaman untuk menggelar berbagai acara besar.

Polusi udara di Jakarta harus menjadi isu penting dalam Pilkada mendatang. Setelah tidak lagi menjadi ibu kota, Jakarta harus fokus menjadi kota wisata dan industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) terkemuka di dunia,” ucap Fahira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sakit Hati Ditanya 'Mau Makan Apa', Seorang Pengamen Tega Bunuh Lansia di Bogor

Sakit Hati Ditanya "Mau Makan Apa", Seorang Pengamen Tega Bunuh Lansia di Bogor

Megapolitan
Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar untuk Atasi Banjir Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengerukan Kali Semongol Jakbar untuk Atasi Banjir Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
PDI-P Lebih Berpeluang Koalisi dengan PKS ketimbang Koalisi Bogor Maju pada Pilkada 2024

PDI-P Lebih Berpeluang Koalisi dengan PKS ketimbang Koalisi Bogor Maju pada Pilkada 2024

Megapolitan
Pengamen yang Tega Bunuh Lansia di Sungai Cidepit Bogor Mengaku Menyesal

Pengamen yang Tega Bunuh Lansia di Sungai Cidepit Bogor Mengaku Menyesal

Megapolitan
Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Panitia Prioritaskan Cabor Basket, Sepak Bola, dan Renang

Atlet Senam Artistik di Depok Tak Lolos PPDB, Panitia Prioritaskan Cabor Basket, Sepak Bola, dan Renang

Megapolitan
Berawal dari Kejar Layangan, Bocah 8 Tahun Masuk Tol Cijago dan Tewas Tertabrak Mobil

Berawal dari Kejar Layangan, Bocah 8 Tahun Masuk Tol Cijago dan Tewas Tertabrak Mobil

Megapolitan
“Bokap dan Kakek Sudah di Tempat Jauh Lebih Baik, Sudah Enggak Sakit-sakit Lagi”

“Bokap dan Kakek Sudah di Tempat Jauh Lebih Baik, Sudah Enggak Sakit-sakit Lagi”

Megapolitan
Proyek Pengerukan Kali Semongol untuk Atasi Banjir Sudah Mencapai 30 Persen

Proyek Pengerukan Kali Semongol untuk Atasi Banjir Sudah Mencapai 30 Persen

Megapolitan
Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku: Sudah Biasa Ribut Sambil Banting Barang

Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku: Sudah Biasa Ribut Sambil Banting Barang

Megapolitan
Berantas Judi 'Online', Pakar Hukum: Bandar dan Kaki Tangan yang Tertangkap Harus Dibawa ke Pengadilan

Berantas Judi "Online", Pakar Hukum: Bandar dan Kaki Tangan yang Tertangkap Harus Dibawa ke Pengadilan

Megapolitan
Monas Tutup Hari Ini, Petugas Masih Bersihkan Sampah Sisa Acara HUT Bhayangkara

Monas Tutup Hari Ini, Petugas Masih Bersihkan Sampah Sisa Acara HUT Bhayangkara

Megapolitan
Ada Penertiban Pengungsi WNA di Kuningan, Jalan Depan Kantor UNHCR Ditutup

Ada Penertiban Pengungsi WNA di Kuningan, Jalan Depan Kantor UNHCR Ditutup

Megapolitan
5 RT di Jakarta Timur Banjir Usai Diguyur Hujan Semalam

5 RT di Jakarta Timur Banjir Usai Diguyur Hujan Semalam

Megapolitan
Tipu 7 Calon Pengantin, Pemilik WO di Bogor Pakai Uang Klien untuk Jalan-jalan ke Bali

Tipu 7 Calon Pengantin, Pemilik WO di Bogor Pakai Uang Klien untuk Jalan-jalan ke Bali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com