Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Bokap dan Kakek Sudah di Tempat Jauh Lebih Baik, Sudah Enggak Sakit-sakit Lagi”

Kompas.com - 02/07/2024, 11:14 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Depok bernama Amadea Fahdinda (27) menggambarkan perjalanan perasaannya usai dua orang terkasih, yakni ayah Ferdinandy Wahyudi dan kakeknya Johnny Wahyudi pergi dalam sekali waktu.

Dua orang yang sangat Dea sayangi itu meninggal dunia setelah berjuang melawan virus corona. Johnny mengembuskan napas terakhir pada 1 Juli 2021, sedangkan Ferdinandy pada 14 Juli 2021.

Saat itu, Dea sempat denial, perasaannya berkecamuk mengingat kepergian keduanya dalam jarak waktu yang sangat dekat.

Baca juga: Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Dia tidak menampik dan mempertanyakan mengapa virus corona harus datang ke Indonesia lalu merenggut nyawa ayah dan kakeknya.

Apalagi, perasaan kesal memuncak ketika ada beberapa orang yang tidak percaya dengan pandemi Covid-19.

“Ya beratlah intinya. Tapi memang tahun itu tahun terberat sih buat banyak orang. Karena, waktu itu pas Covid-19 varian delta dan Indonesia benar-benar chaos,” kata Dea kepada Kompas.com, Senin (1/7/2024).

Setelah tiga tahun kepergian mereka, kini perasaan anak kedua dari empat bersaudara itu telah masuk ke dalam tahap penerimaan bahwa semuanya merupakan kehendak Tuhan.

Baca juga: Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Segala hal-hal baik selalu terlintas di pikiran Dea. Dia menganggap bahwa ayah dan kakeknya telah berada di tempat yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

“Tapi kalau sekarang, saya sering pikir, bokap sama kakek saya sudah di tempat yang jauh lebih baik, dan sudah enggak sakit-sakit lagi,” ungkap Dea.

Pikiran itu memang Dea selalu terlintas dalam benaknya karena mengingat beberapa waktu sebelum kakek dan ayahnya menghadap Sang Pencipta.

“Karena waktu itu kakek saya meninggalnya kesepian, sendirian di ruang ICU. Kita (keluarga) tahunya opa meninggal pas paginya, dan kayaknya dia sudah meninggal dari dini hari,” kata Dea.

“Kalau bokap kan memang saya melihat langsung di Wisma Atlet, bagaimana dia berjuang dengan oksigen yang terbatas, pasien di situ bener-benar membludak. Jadi, saya lihat sendiri bagaimana sakitnya dia,” ucap Dea.

Baca juga: Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku: Sudah Biasa Ribut Sambil Banting Barang

Dia meyakini, siapa pun yang ditinggal pergi oleh orang terkasih, pasti tetap akan menganggapnya seperti mimpi.

“Mau berapa lama pun sudah berlalu ya. Kalau saya ditinggal bokap sampai sekarang, rasanya kayak bokap lagi kerja ke luar kota yang lama,” kata Dea.

Oleh karena itu, dia selalu berkeinginan agar ayah dan kakeknya hadir di mimpinya saat Dea terlelap dalam tidurnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Jalan Tikus di Jakarta Tersembunyi dan Sering Diabaikan Pemerintah?

Mengapa Jalan Tikus di Jakarta Tersembunyi dan Sering Diabaikan Pemerintah?

Megapolitan
KPAI Sebut Perceraian Orangtua dan KDRT Berpotensi Melanggar Hak Anak

KPAI Sebut Perceraian Orangtua dan KDRT Berpotensi Melanggar Hak Anak

Megapolitan
Proyek Galian yang Ambles di Tebet Diduga Tidak Berizin

Proyek Galian yang Ambles di Tebet Diduga Tidak Berizin

Megapolitan
Pengamat Sebut Jalan Tikus Kerap Tak Dianggap, Perbaikan Butuh Waktu Lama

Pengamat Sebut Jalan Tikus Kerap Tak Dianggap, Perbaikan Butuh Waktu Lama

Megapolitan
Sejoli Mencuri 4 Tabung Elpiji 3 Kilogram di Warung Wilayah Depok

Sejoli Mencuri 4 Tabung Elpiji 3 Kilogram di Warung Wilayah Depok

Megapolitan
Plang JakHabitat DP Rp 0 di Rusunami Cilangkap Hilang, Heru Budi: Saya Enggak Utak-atik

Plang JakHabitat DP Rp 0 di Rusunami Cilangkap Hilang, Heru Budi: Saya Enggak Utak-atik

Megapolitan
Polisi Selidiki Kemungkinan Tindak Pidana Kasus Wanita Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos di Jaktim

Polisi Selidiki Kemungkinan Tindak Pidana Kasus Wanita Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos di Jaktim

Megapolitan
KAI Commuter Pastikan Perbaikan Rel di Palmerah-Kebayoran Sudah Selesai

KAI Commuter Pastikan Perbaikan Rel di Palmerah-Kebayoran Sudah Selesai

Megapolitan
Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Tinggalkan Surat, Isinya 'Maafin Bapak'...

Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Tinggalkan Surat, Isinya "Maafin Bapak"...

Megapolitan
Lara Remaja Perempuan di Cengkareng, Dijual Pacar ke Pria Hidung Belang lewat 'Open BO' hingga Hamil

Lara Remaja Perempuan di Cengkareng, Dijual Pacar ke Pria Hidung Belang lewat "Open BO" hingga Hamil

Megapolitan
Pengamat: Jika Bikin Proyek Galian di Jalan Tikus, Harus Dikembalikan seperti Semula

Pengamat: Jika Bikin Proyek Galian di Jalan Tikus, Harus Dikembalikan seperti Semula

Megapolitan
PKS Pertimbangkan Narji untuk Diusung Jadi Cawalkot Tangsel Pilkada 2024

PKS Pertimbangkan Narji untuk Diusung Jadi Cawalkot Tangsel Pilkada 2024

Megapolitan
Kebakaran Gudang Perabot di Bekasi, Api Sempat Kembali Menyala Pagi Ini

Kebakaran Gudang Perabot di Bekasi, Api Sempat Kembali Menyala Pagi Ini

Megapolitan
Pemkot Bogor Minta Kemenhub Tak Buru-buru Cabut Subsidi Biskita Trans Pakuan

Pemkot Bogor Minta Kemenhub Tak Buru-buru Cabut Subsidi Biskita Trans Pakuan

Megapolitan
PDI-P dan PKB Siapkan Andika untuk Pendamping Anies, Pengamat: Paket Anies-Sohibul Kurang Disambut Parpol Lain

PDI-P dan PKB Siapkan Andika untuk Pendamping Anies, Pengamat: Paket Anies-Sohibul Kurang Disambut Parpol Lain

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com