Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tahun Kepergian Ayahnya, Warga Depok: Sekarang Rasanya Kayak Bokap Lagi ke Luar Kota yang Sangat Lama

Kompas.com - 01/07/2024, 21:38 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tiga tahun lalu warga Depok bernama Amadea Fahdinda (27) kehilangan ayah, Ferdinandy Wahyudi, dan kakeknya, Johnny Wahyudi.

Perempuan yang akrab disapa Dea itu menganggap, orang yang dia sayangi itu saat ini sedang pergi ke luar kota dalam waktu yang sangat lama.

“Siapa pun yang ditinggal ‘pergi’ orang kesayangannya buat selamanya tuh kayak mimpi, mau berapa lama pun sudah berlalu,” kata Dea saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (1/7/2024).

“Kalau buat saya, ditinggal bokap (ayah) sampai sekarang tuh rasanya kayak bokap lagi kerja ke luar kota yang sangat lama,” ujar Dea melanjutkan.

Baca juga: Viral Lagu Sal Priadi, 6 Makam di Tanah Kusir Berhias Bunga Matahari

Oleh karena itu, Dea selalu merasakan dan mengharapkan agar ayah dan kakeknya itu selalu hadir dalam mimpinya saat dia terlelap.

Momen kehilangan orang tersayang itu Dea rasakan dalam jarak yang berdekatan. Sebab, hanya berjarak 14 hari saja.

Kedua orang yang sangat Dea sayangi ini mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan virus corona varian delta.

Dalam periode satu tahun usai ayah dan kakeknya “pergi”, Dea tak menampik bahwa perasaannya sangat berkecamuk.

Dia tidak bisa berpikir apa yang sedang keduanya lakukan saat berada di surga.

“Karena masih denial, apalagi pas tahun itu kan saya juga kehilangan kakek. Jadi ya beratlah ya intinya dan tahun itu memang tahun terberat buat banyak orang karena Covid-19 varian Delta dan Indonesia benar-benar chaos,” ujar Dea.

Namun, sekarang, Dea berpikir bahwa kedua orang terkasihnya sudah berada di tempat yang jauh lebih baik. Dia sudah bisa menerima apa yang menjadi kehendak-Nya.

“Sudah enggak sakit-sakit lagi. Karena waktu itu kakek saya meninggalnya memang kesepian, sendirian di ruang ICU Siloam, kita tahu opa meninggal juga pas paginya, dan kayaknya dia sudah meninggal dari dini hari,” kata Dea.

“Terus, kalau bokap kan memang saya yang lihat langsung waktu di Wisma Atlet, bagaimana dia berjuang dengan oksigen yang terbatas, terus juga pasien pas itu bener-bener membludak. Jadi saya melihat sendiri bagaimana sakitnya dia,” lanjut dia.

Baca juga: Pengamen Bunuh Lansia Penderita Alzheimer di Bogor, Pukul Korban Sebelum Menjatuhkannya ke Kali

Untuk diketahui, beberapa waktu terakhir, lagu “Gala Bunga Matahari” dari penyanyi Salmantyo Ashrizky Priadi alias Sal Priadi viral di media sosial.

Tembang dengan lirik yang sangat emosional itu menggambarkan sebuah rasa rindu seseorang terhadap orang terkasih yang telah menghadap Sang Pencipta.

Melalui unggahan Instagram-nya, Sal Priadi mengajak pendengar untuk berbagi bunga matahari saat tembang "Gala Bunga Matahari" dilantunkan.

"Lain waktu, kalau kalian bawa bunga matahari saat "Gala Bunga Matahari" dimainkan, lihatlah kanan kiri, adakah di antara orang itu sedang menangis atau sedih, mungkin baru saja kehilangan,” tulis Sal Priadi, dikutip Kompas.com, Senin (1/7/2024).

“Kasih bunganya ke dia saja, kenalan, bilang kalau dia enggak sendirian," lanjutnya

Sal Priadi juga mengajak seseorang jika mempunyai rezeki lebih untuk membeli bunga matahari lalu menaruhnya di atas makam orang tersayang.

Baca juga: 2 Selebgram di Bogor Ditangkap Polisi, Terlibat Judi Online dan Video Asusila

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Investigasi Kasus Penjarahan di Rusunawa Marunda, Pemprov DKI: Sedang Kami Tinjau...

Diminta Investigasi Kasus Penjarahan di Rusunawa Marunda, Pemprov DKI: Sedang Kami Tinjau...

Megapolitan
Daftar Stasiun LRT Jabodebek yang Terintegrasi dengan Transjakarta

Daftar Stasiun LRT Jabodebek yang Terintegrasi dengan Transjakarta

Megapolitan
Bantah Kemenaker, Said Iqbal: Ada 127.000 Buruh yang Di-PHK Dalam 3 Bulan Terakhir

Bantah Kemenaker, Said Iqbal: Ada 127.000 Buruh yang Di-PHK Dalam 3 Bulan Terakhir

Megapolitan
KPAI Sesalkan 80.000 Anak di Indonesia Terjerat Judi Online

KPAI Sesalkan 80.000 Anak di Indonesia Terjerat Judi Online

Megapolitan
Perempuan di Cengkareng Hamil Setelah Dijual Pacarnya untuk Open BO

Perempuan di Cengkareng Hamil Setelah Dijual Pacarnya untuk Open BO

Megapolitan
Heru Budi Tegaskan Mahasiswa Jangan Manipulasi Data untuk Persyaratan KJMU

Heru Budi Tegaskan Mahasiswa Jangan Manipulasi Data untuk Persyaratan KJMU

Megapolitan
Disdik Jabar Sarankan Pemkot Depok Tambah Ruang Kelas di Tiap SMA/SMK Negeri

Disdik Jabar Sarankan Pemkot Depok Tambah Ruang Kelas di Tiap SMA/SMK Negeri

Megapolitan
Pria di Cengkareng Jual Pacar lewat 'Open BO', Sebulan Dapat Lebih dari 5 Pelanggan

Pria di Cengkareng Jual Pacar lewat "Open BO", Sebulan Dapat Lebih dari 5 Pelanggan

Megapolitan
Operasional KRL Mulai Normal, Stasiun Sudirman Tak Lagi Antre Sampai Luar

Operasional KRL Mulai Normal, Stasiun Sudirman Tak Lagi Antre Sampai Luar

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Koja Jakut

Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Koja Jakut

Megapolitan
[BERITA FOTO] Jakarta Hujan Disertai Angin Kencang, Monas-Jalan Sudirman Macet Total

[BERITA FOTO] Jakarta Hujan Disertai Angin Kencang, Monas-Jalan Sudirman Macet Total

Megapolitan
Diguyur Hujan, Jalan Flamboyan Tangsel Terendam Banjir

Diguyur Hujan, Jalan Flamboyan Tangsel Terendam Banjir

Megapolitan
Pohon Setinggi 10 Meter yang Tumbang di Jalan Gatot Subroto Jaksel Telah Dievakuasi

Pohon Setinggi 10 Meter yang Tumbang di Jalan Gatot Subroto Jaksel Telah Dievakuasi

Megapolitan
Detik-detik Dua Jambret Beraksi di CFD, Bilang “Tembak” sebagai Isyarat Colong Ponsel Dimulai

Detik-detik Dua Jambret Beraksi di CFD, Bilang “Tembak” sebagai Isyarat Colong Ponsel Dimulai

Megapolitan
Pelaku Penggelapan Mobil Rental Pakai Identitas Palsu, Polisi: NIK Berada di Sumatera Utara

Pelaku Penggelapan Mobil Rental Pakai Identitas Palsu, Polisi: NIK Berada di Sumatera Utara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com