DEPOK, KOMPAS.com - Kartika (41), orangtua murid di Depok mengatakan, panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) lebih memprioritaskan cabang olahraga sepak bola, basket, atau renang dalam seleksi jalur prestasi nonakademik.
Akibatnya, putrinya yang merupakan atlet senam artistik tidak lolos PPDB untuk tingkat SMP.
"Jadi banyak yang dipilih (panitia) kayak sepak bola, basket, renang, yang notabene nya itu skor sertifikatnya enggak ada yang setinggi anak saya," kata Kartika saat ditemui Kompas.com, Selasa (28/6/2024).
Baca juga: Atlet Senam Artistik di Depok Gagal Lolos PPDB karena Cabornya Tak Masuk Prioritas
Skor sertifikat anaknya yaitu Cayla (12) diketahui bernilai 21 poin atau setara dengan sertifikat kejuaraan provinsi. Nilai itu nyatanya masih tetap kalah setelah diakumulasikan dengan nilai uji kompetensi.
"Mungkin memang enggak diprioritaskan di SMP itu atau mungkin belum pernah ada (diprioritaskan di mana-mana)," ungkap Kartika.
Awalnya, di sekolah pilihannya yaitu SMPN 3 Depok yang menyediakan kuota 11 orang, Cayla masih terkualifikasi.
"Jatah kuotanya 11 orang. Begitu sampai malam, sudah final tuh (pengumuman). Dia di urutan ke 12, (warnanya) merah enggak diterima," ujar Kartika.
Baca juga: Menang Kejuaraan Senam di Tingkat Provinsi, Siswi SD di Depok Tak Lolos PPDB
"Pas saya lihat (pengumumannya), kok skor sertifikatnya (anak-anak yang diterima) enggak ada yang setinggi dia. Paling tinggi tuh 16, sedangkan dia tuh di 21. Bahkan ada juga yang diterima tuh skor sertifikatnya 2 atau 2,5," tambahnya.
Saat bertanya kepada pihak panitia, Kartika mendapat jawaban bahwa olahraga senam artistik dianggap tidak memiliki masa depan atau tidak berjenjang di Depok.
"Cabang olahraga (cabor) anak saya bukan olahraga yang diprioritaskan (sekolah) dan tidak berjenjang katanya di sana, jadi (pihak sekolah) terimanya yang berjenjang saja di Kota Depok," jelas Kartika.
Hal itu yang kemudian membuat Kartika heran lantaran penjelasan panitia terkesan dibuat-buat.
Baca juga: Berawal dari Kejar Layangan, Bocah 8 Tahun Masuk Tol Cijago dan Tewas Tertabrak Mobil
"Kita (tanya) biar bisa intropeksi salahnya di mana. Tapi kok alasannya terkesan enggak transparan, ngadi-ngadi," ucap Kartika.
Meski begitu, Kartika akui, jumlah atlet senam artistik di Depok terbilang sedikit. Hal itu dikarenakan atlet senam biasanya tidak berlanjut di tingkatan SMP.
"Depok sebenarnya atlet senam itu enggak ada, cuma dua orang. Ada satu di kota, itu saingan anak saya, dia keterima di SMP 2 tapi karena rumahnya memang deket sekolah itu jadi keterima di sana," tutur Kartika.
Namun menurut Kartika, minimnya jumlah atlet senam seharusnya bisa membuat pemerintah melek dan menyadari pentingnya mempertahankan mereka.
"Harusnya (diprioritaskan), namanya jaman kan paling enggak nanti juga akan bermunculan, yakin sih. Sekarang, anak-anak kecil (yang senam) di Depok sudah banyak, tapi yang seumuran Cayla cuma dua," lanjut Kartika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.