Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

260 Pelajar di Jawa Barat Dianulir karena Berbuat Curang dalam PPDB 2024

Kompas.com - 03/07/2024, 19:01 WIB
Ruby Rachmadina,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan, 260 pelajar dianulir atau batal lolos penerimaan peserta didik baru (PPDB) 2024.

Langkah ini diambil setelah ditemukan kecurangan akibat menggunakan kartu keluarga (KK) yang tidak sesuai dengan tempat tinggal sebenarnya.

“Totalnya sekitar 260-an. Setelah penerimaan dicek ulang bahwa KK-nya betul di situ, tapi tidak tinggal di situ. Seharusnya KK di situ, ya tinggal di situ,” ucap Bey kepada wartawan, Rabu (3/7/2024).

Sistem zonasi dalam PPDB, menurut Bey, memiliki tujuan baik untuk menghapus stigma sekolah favorit.

Baca juga: Catat! PPDB SMA dan SMK Depok Tahap 2 Diumumkan 5 Juli 2024

Namun, dalam pelaksanaannya, sekolah favorit tetap tidak bisa dihilangkan di masyarakat.

“Setelah berjalan tetap sekolah favorit gabisa hilang di masyarakat. Jadi yang terjadi di SMAN 3 Bandung dulu jarak siswa tinggal 1.200 sekarang 500 kan artinya semakin banyak yang tinggal di dekat situ. Engga benar karena wilayah itukan bukan permukiman tapi perkantoran daerahnya,” ujarnya.

Selanjutnya Bey akan memanggil semua kepala daerah, baik di tingkat kota maupun kabupaten di Jawa Barat terkait pelaksanaan PPDB.

Jika ada saran dan masukan, pihaknya akan langsung meneruskan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Baca juga: Atlet Senam Artistik di Depok Gagal Lolos PPDB karena Cabornya Tak Masuk Prioritas

“Kami akan berdiskusi dan menjadi laporan Pemerintah Jawa Barar kepada Kemendikbud tentang PPDB yang ideal seperti apa,” ujar Bey.

Selain itu, dia memastikan di masa jabatannya saat ini, PPDB 2024 berjalan bersih tanpa kecurangan.

Apapun bentuk kecurangan yang dilakukan, kata Bey, dapat berujung diskualifikasi tanpa memandang apapun, sesuai komitmen bersama lewat pakta integritas beberapa waktu lalu.

“Tahun ini kami keras. Mulai saya Gubernur sampai operator menandatangani pakta integritas bahwa tidak ada titip menitip, tidak ada sogok menyogok semuanya. Harus sesuai aturan makannya tahun ini kami tegakkan aturan,” tegas Bey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Megapolitan
Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Megapolitan
GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

Megapolitan
Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Megapolitan
Menyambangi 'Urban Farming' di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Menyambangi "Urban Farming" di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Megapolitan
Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Megapolitan
Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Megapolitan
Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Megapolitan
Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Megapolitan
Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Megapolitan
Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Megapolitan
Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Megapolitan
Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com