Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tua di Jalan" karena Macet di Jakarta, Warga: Banyak Waktu Terbuang Sia-sia

Kompas.com - 05/07/2024, 09:54 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga bernama Sarah (26) setuju dengan istilah "tua di jalan" untuk menggambarkan kondisi kemacetan di Jakarta.

Lamanya waktu tempuh membuat waktu terbuang sia-sia.

Oleh karena itu, Sarah setiap hari menggunakan transportasi umum, yakni KRL dan TransJakarta, untuk menuju kantornya di Jakarta  karena enggan bermacet ria di perjalanan.

"Setuju (istilah tua di jalan), sebenarnya bukan tua di jalannya, tapi lebih ke banyak waktu yang terbuang sia-sia karena harus menunggu kemacetan yang berjam-jam," ujar Sarah kepada Kompas.com, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Horor di Jakarta Kemarin Sore: Banjir, Pohon Tumbang, dan Macet Jadi Satu Imbas Hujan Deras Disertai Angin Kencang

Menurut data Pemprov DKI Jakarta pada 2023, pengguna transportasi umum atau publik di Jakarta hanya mencapai 18,86 persen.

Sarah menilai, kesadaran setiap individu penting untuk meningkatkan pengguna transum di ibu kota.

"Sebenarnya tergantung individu masing-masing, cuma sebaiknya pilih naik kendaraan umum saja untuk mengurangi waktu yang terbuang di jalan," kata dia.

Menurut Sarah, Jakarta sudah memiliki banyak pilihan transportasi umum yang aman dan nyaman.

Bahkan, mobilitas ke jalan kecil pun dapat diakses menggunakan Jaklingko.

"Sudah banyak sekali pilihan transportasi umum di Jakarta bahkan menjangkau wilayah-wilayah yang bukan di jalan raya, ada Jaklingko," ucap dia.

Baca juga: Pengguna Transportasi Publik di Jakarta Hanya 18,86 Persen

Sarah sangat menyayangkan fasilitas transportasi umum yang telah diberikan Pemerintah tidak digunakan oleh banyak warga Jakarta yang memilih naik kendaraan pribadi.

"Padahal transportasi umum sekarang sudah lebih bersih dan aman kalau dibandingkan zaman dulu," imbuh dia.

Senada dengan Sarah, Lia (30) mengatakan, semakin banyaknya pengguna moda transportasi umum, maka kemacetan di Jakarta dapat terurai.

"Perkara macet sih gara-gara volume kendaraan saja yang harus dipikirkan gimana ngaturnya. Saya menghindari macet sekaligus 'tua di jalan' asalkan jam kedatangan (KRL dan TransJakarta) enggak ngaret," ucap dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat pengguna transportasi publik di Jakarta hanya sekitar empat juta orang atau mencapai 18,86 persen pada 2023.

Baca juga: Pengamat: Transportasi Umum Jakarta Setara Kota Besar Dunia

"Di 2023, sekitar 21.750.000 data perjalanan di Jakarta, yang sudah menggunakan transportasi publik sekitar empat juta. Jadi kalau dipresentasikan hanya dapat 18,86 persen," kata Wakil Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syaripudin dalam diskusi Publik Institut Studi Transportasi (INSTRAN) yang diikuti Kompas.com melalui Zoom, Kamis (4/7/2024).

Syaripudin menuturkan, Pemprov DKI berencana meningkatkan jumlah pengguna transportasi umum hingga mencapai 30 persen di 2030.

"Di 2030 nanti, kami berharap di posisi sampai dengan 30 persen. Jadi, sisa waktu enam tahun kami kejar bagaimana masyarakat menggunakan transportasi publik," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selama Oknum Polisi Tertangkap Pungli Tak Dipecat, Kelakuannya akan Begitu-begitu Saja

Selama Oknum Polisi Tertangkap Pungli Tak Dipecat, Kelakuannya akan Begitu-begitu Saja

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga Sukabumi Puluhan Tahun Kebanjiran | Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

[POPULER JABODETABEK] Warga Sukabumi Puluhan Tahun Kebanjiran | Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 8 Juli 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 8 Juli 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Atap Sekolah Faradisa Islamic School Pamulang Ambruk Timpa Rumah dan Warung

Atap Sekolah Faradisa Islamic School Pamulang Ambruk Timpa Rumah dan Warung

Megapolitan
Pria di Ciputat Diduga Gantung Diri Karena Terlilit Utang

Pria di Ciputat Diduga Gantung Diri Karena Terlilit Utang

Megapolitan
Banjir di Mampang Prapatan Disebut Langsung Surut Usai Hujan Reda

Banjir di Mampang Prapatan Disebut Langsung Surut Usai Hujan Reda

Megapolitan
Tebing Tol Bintaro Longsor Tak Sampai Ganggu Lalin di Tol

Tebing Tol Bintaro Longsor Tak Sampai Ganggu Lalin di Tol

Megapolitan
Warga Kebon Jeruk Mengenang Kali Sekretaris: Dulu Pernah Asri, Kini jadi Penyebab Banjir

Warga Kebon Jeruk Mengenang Kali Sekretaris: Dulu Pernah Asri, Kini jadi Penyebab Banjir

Megapolitan
Seorang Pria di Ciputat Ditemukan Tewas Gantung Diri

Seorang Pria di Ciputat Ditemukan Tewas Gantung Diri

Megapolitan
Kasus Polisi Pungli di Tol Cawang, Kompolnas: Atasan Juga Harus Mengawasi

Kasus Polisi Pungli di Tol Cawang, Kompolnas: Atasan Juga Harus Mengawasi

Megapolitan
Rumah Bedeng di Duren Sawit Terbakar akibat Korsleting

Rumah Bedeng di Duren Sawit Terbakar akibat Korsleting

Megapolitan
Kompolnas Minta Polisi yang Pungli di Tol Cawang Dipecat!

Kompolnas Minta Polisi yang Pungli di Tol Cawang Dipecat!

Megapolitan
Sering Gatal-gatal Saat Banjir, Warga Kebon Jeruk: Enggak Pernah Dapat Obat

Sering Gatal-gatal Saat Banjir, Warga Kebon Jeruk: Enggak Pernah Dapat Obat

Megapolitan
Tebing Tol di Bintaro Longsor, Warga Khawatir Terjadi Lagi

Tebing Tol di Bintaro Longsor, Warga Khawatir Terjadi Lagi

Megapolitan
Warga Kebon Jeruk Berharap Pengerukan Kali Seperti Zaman Ahok Dilakukan Lagi

Warga Kebon Jeruk Berharap Pengerukan Kali Seperti Zaman Ahok Dilakukan Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com