DEPOK, KOMPAS.com - Daya tampung SMA atau SMK di Depok untuk siswa baru yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMP, selalu jadi permasalahan setiap tahun.
Hal itu terlihat dari jumlah SMA dan SMK negeri di Depok yang hanya memilki 19 sekolah.
"Kalau di Depok itu kan, jumlahnya hanya ada 15 SMA Negeri dan hanya ada empat SMK Negeri. Jadi hanya ada 19 sekolah," kata Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II (KCD Wilayah 2) Kota Bogor-Kota Depok Asep Sudarsono kepada Kompas.com, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Panitia PPDB Depok: Yang Usianya Lebih Tua Akan Menang
Asep menyampaikan, pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) periode tahap 1 yang sudah dilaksanakan pada 3-8 Juni 2024, baik SMA maupun SMK negeri di Depok hanya mampu menerima 26 persen dari total pendaftar.
"Waktu periode kemarin gelombang 1, hanya tertampung 26 persen dari siswa yg daftar," tutur Asep.
Pada tahap 1, PPDB SMA/SMK membuka jalur zonasi dan afirmasi dengan kuota sebesar 65 persen dari daya tampung.
"Zonasi 50 persen, ditambah keluarga ekonomi tidak mampu (KETM) 15 persen dilakukan di periode pertama dari tanggal 3-8 Juni kemarin. Itu sudah diumumkan hasilnya," ujar Asep.
Meski tidak diperinci terkait total data pendaftar dan total siswa yang diterima di sekolah negeri, Asep memperkirakan, PPDB SMA di Depok 2024 hanya akan mampu menerima total sekitar 30 persen dari total pendaftar.
"Jadi kita lihat jatahnya ya, kurang lebih (penerimaan siswa) sama dengan tahun lalu yaitu hanya sekitar 30 persenan lah yang diterima di negeri," lanjut Asep.
"Siswa yang tidak masuk ke negeri akan ke sekolah swasta karena memang kita itu tahun lalu (hanya) 33 persen yang diterima negeri, jadi da 67 persen yang harus ke swasta," tambahnya.
Di samping itu, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat akui belum menyanggupi membantu Depok lantaran masih harus memprioritaskan 112 kecamatan di Jabar yang belum punya sekolah negeri.
"Disdik itu ada skala prioritasnya yaitu 112 kecamatan di Jabar belum memiliki SMA Negeri atau SMK Negeri. Maka, prioritasnya diutamakan ke sana dulu," jelas Asep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.