Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangnya Daya Tampung SMA/SMK di Depok Jadi Persoalan Tiap Tahun

Kompas.com - 03/07/2024, 17:24 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Daya tampung SMA atau SMK di Depok untuk siswa baru yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMP, selalu jadi permasalahan setiap tahun.

Hal itu terlihat dari jumlah SMA dan SMK negeri di Depok yang hanya memilki 19 sekolah.

"Kalau di Depok itu kan, jumlahnya hanya ada 15 SMA Negeri dan hanya ada empat SMK Negeri. Jadi hanya ada 19 sekolah," kata Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II (KCD Wilayah 2) Kota Bogor-Kota Depok Asep Sudarsono kepada Kompas.com, Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Panitia PPDB Depok: Yang Usianya Lebih Tua Akan Menang

Asep menyampaikan, pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) periode tahap 1 yang sudah dilaksanakan pada 3-8 Juni 2024, baik SMA maupun SMK negeri di Depok hanya mampu menerima 26 persen dari total pendaftar.

"Waktu periode kemarin gelombang 1, hanya tertampung 26 persen dari siswa yg daftar," tutur Asep.

Pada tahap 1, PPDB SMA/SMK membuka jalur zonasi dan afirmasi dengan kuota sebesar 65 persen dari daya tampung.

"Zonasi 50 persen, ditambah keluarga ekonomi tidak mampu (KETM) 15 persen dilakukan di periode pertama dari tanggal 3-8 Juni kemarin. Itu sudah diumumkan hasilnya," ujar Asep.

Baca juga: Laman PPDB Depok Gangguan di Hari Pertama karena Pendaftaran TK, SD, dan SMP Digabung di Satu Website

Meski tidak diperinci terkait total data pendaftar dan total siswa yang diterima di sekolah negeri, Asep memperkirakan, PPDB SMA di Depok 2024 hanya akan mampu menerima total sekitar 30 persen dari total pendaftar.

"Jadi kita lihat jatahnya ya, kurang lebih (penerimaan siswa) sama dengan tahun lalu yaitu hanya sekitar 30 persenan lah yang diterima di negeri," lanjut Asep.

"Siswa yang tidak masuk ke negeri akan ke sekolah swasta karena memang kita itu tahun lalu (hanya) 33 persen yang diterima negeri, jadi da 67 persen yang harus ke swasta," tambahnya.

Di samping itu, pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat akui belum menyanggupi membantu Depok lantaran masih harus memprioritaskan 112 kecamatan di Jabar yang belum punya sekolah negeri.

"Disdik itu ada skala prioritasnya yaitu 112 kecamatan di Jabar belum memiliki SMA Negeri atau SMK Negeri. Maka, prioritasnya diutamakan ke sana dulu," jelas Asep.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Eks Manajer Gelapkan Uang Rp 1,3 Miliar Hasil Pembayaran 21 Iklan yang Dikerjakan Fuji

Megapolitan
Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Polisi Buru Lima Begal yang Bacok Korbannya di Tapos Depok

Megapolitan
GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

GPIB Klaim Gedung Gereja di Cawang Jaktim Milik Mereka

Megapolitan
Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Eks Manajer Selebgram Fuji Jadi Tersangka Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar

Megapolitan
Menyambangi 'Urban Farming' di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Menyambangi "Urban Farming" di Permukiman Padat Penduduk Kembangan Jakbar

Megapolitan
Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Wanita Paruh Baya Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos, Korban Dikenal Ramah

Megapolitan
Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Karumkit Polri: Tidak Ditemukan Luka pada Mayat Wanita yang Tewas di Kos Cipayung

Megapolitan
Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Ada Pembangunan UOB Entrance dan MRT Tunnel, Dishub Rekayasa Lalu Lintas Dua Jalan Ini

Megapolitan
Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Hendak Cari Angin, Pasangan Kekasih di Tapos Depok Malah Kena Begal

Megapolitan
Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Petugas Imigrasi Jaksel Tangkap 8 WNA yang Diduga Membuat Dollar AS Palsu

Megapolitan
Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Apresiasi Pameran Flona 2024, Pj Heru: Semoga Jakarta Bisa Terus Tingkatkan Kualitas Lingkungan

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Polisi Selidiki Kasus Pelecehan Sesama Jenis yang Melibatkan Anak di Bawah Umur di Cisauk

Megapolitan
Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Kelompok Begal Rampas Motor di Tapos Depok, Korban Kena Bacok dan Dihantam Balok

Megapolitan
Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Terjerat Kasus Penggelapan Uang, Polisi Tahan Eks Manajer Selebgram Fuji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com