Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 2.783 NIK Warga Jaksel Diusulkan untuk Dinonaktifkan

Kompas.com - 05/07/2024, 21:50 WIB
I Putu Gede Rama Paramahamsa,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Suku Dinas Dukcapil Jakarta Selatan Nurrahman mengatakan, sebanyak 2.783 dari 8.112 Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang telah diajukan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk dinonaktifkan. Pengajuan proses penonaktifan itu dilakukan sejak 22 April 2024.

Dia menjelaskan, dua kategori NIK yang akan dinonaktifkan adalah milik warga yang telah meninggal dunia dan warga yang tercatat dalam RT yang tidak aktif.

"Sedangkan untuk RT tidak aktif atau sudah dihapus, masih dalam proses," ujar Nurrahman, Jumat (5/7/2024).

Baca juga: NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

Nurrahman menambahkan, dari 8.112 NIK yang diajukan ke Kemendagri sejak April lalu, baru 5.329 NIK yang sudah dalam status nonaktif, yaitu NIK warga yang telah meninggal dunia.

Dia tidak mengetahui kapan NIK warga yang telah pindah domisili akan dinonaktifkan oleh Kemendagri.

"Masih on proses, kapannya kita belum tahu," tambah dia.

Ia menyampaikan, tidak ada data tambahan yang diajukan oleh warga terkait penonaktifan NIK. Meskipun begitu, verifikasi terhadap data tersebut masih terus dilakukan.

Jika warga tidak segera melapor atau pindah domisili, warga akan kehilangan sejumlah fasilitas yang berkaitan dengan NIK.

Baca juga: 12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

"Nantinya akan berdampak terhadap pelayanan kependudukan, BPJS, perbankan dan yg lainnya, kecuali hak pilih di Pemilu dan Pemilukada," tungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ribuan nomor induk kependudukan (NIK) warga Jakarta Selatan telah diusulkan untuk dinonaktifkan ke Direktorat Jenderal Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri sejak Senin (22/4/2024).

Ada dua Ada dua kategori NIK yang bakal dinonaktifkan. Pertama adalah NIK warga yang telah meninggal dunia. Kedua adalah NIK warga yang masih tercatat bertempat tinggal di RT yang telah dihapus.

Baca juga: Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PUPR Kota Bogor Eksekusi Kabel dan Tiang Listrik untuk Percepat Relokasi ke Dalam Tanah

PUPR Kota Bogor Eksekusi Kabel dan Tiang Listrik untuk Percepat Relokasi ke Dalam Tanah

Megapolitan
Tebing Tol Bintaro Longsor, Warga Sempat Melihat Tembok Turap Menggelembung

Tebing Tol Bintaro Longsor, Warga Sempat Melihat Tembok Turap Menggelembung

Megapolitan
Warung yang Jual Obat Psikotropika di Sukatani Depok Sudah Dua Kali Digrebek Warga

Warung yang Jual Obat Psikotropika di Sukatani Depok Sudah Dua Kali Digrebek Warga

Megapolitan
Revitalisasi Pasar Kranji Mangkrak 5 Tahun, Pemkot Bekasi Segera Evaluasi

Revitalisasi Pasar Kranji Mangkrak 5 Tahun, Pemkot Bekasi Segera Evaluasi

Megapolitan
Sempat Gangguan Sinyal di Parung Panjang-Cisauk, Perjalanan KRL Rangkasbitung Kembali Normal

Sempat Gangguan Sinyal di Parung Panjang-Cisauk, Perjalanan KRL Rangkasbitung Kembali Normal

Megapolitan
Ratusan Pohon di Jakarta Tumbang Selama 2 Tahun Terakhir akibat Cuaca Ekstrem

Ratusan Pohon di Jakarta Tumbang Selama 2 Tahun Terakhir akibat Cuaca Ekstrem

Megapolitan
Warga Sukatani Depok Gerebek Warung Sembako yang Jual Obat Psikotropika

Warga Sukatani Depok Gerebek Warung Sembako yang Jual Obat Psikotropika

Megapolitan
Ingin Punya Pekerjaan Lain, Pedagang Kopi 'Starling': Jadi Tukang Sapu Juga Mau

Ingin Punya Pekerjaan Lain, Pedagang Kopi "Starling": Jadi Tukang Sapu Juga Mau

Megapolitan
Tebing Tol Bintaro Longsor, Warga Takut Anak-anak Jadi Korban

Tebing Tol Bintaro Longsor, Warga Takut Anak-anak Jadi Korban

Megapolitan
Perjalanan KRL Parung Panjang-Cisauk Terganggu, Penumpang Padati Peron Stasiun Palmerah

Perjalanan KRL Parung Panjang-Cisauk Terganggu, Penumpang Padati Peron Stasiun Palmerah

Megapolitan
Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru Kasus Perusakan Fasilitas Konser Lentera Festival 2024

Polisi Tetapkan 2 Tersangka Baru Kasus Perusakan Fasilitas Konser Lentera Festival 2024

Megapolitan
Datanya Dipakai untuk Pinjol, Pelamar Kerja Toko Ponsel PGC Dimintai KTP dan 'Selfie'

Datanya Dipakai untuk Pinjol, Pelamar Kerja Toko Ponsel PGC Dimintai KTP dan "Selfie"

Megapolitan
Revitalisasi Pasar Kranji Mangkrak 5 Tahun, Pedagang Unjuk Rasa ke Balai Kota Bekasi

Revitalisasi Pasar Kranji Mangkrak 5 Tahun, Pedagang Unjuk Rasa ke Balai Kota Bekasi

Megapolitan
Namanya Diusulkan Jadi Cagub Jakarta, Ahok Mengaku Tak Pernah 'Dicolek' PSI

Namanya Diusulkan Jadi Cagub Jakarta, Ahok Mengaku Tak Pernah "Dicolek" PSI

Megapolitan
Pria yang Rampok Ponsel Wanita di Warteg Grogol Terkenal Suka Mabuk-mabukan

Pria yang Rampok Ponsel Wanita di Warteg Grogol Terkenal Suka Mabuk-mabukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com