Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Bongkar Tenda Pengungsi WNA di Depan Kantor UNHCR

Kompas.com - 02/07/2024, 11:49 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Selatan mengangkut belasan tenda milik warga negara asing (WNA) yang dipasang di depan Kantor Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Urusan Pengungsi (UNHCR), Selasa (2/7/2024).

Pantauan Kompas.com di lokasi, petugas Satpol PP tiba sekitar pukul 09.20 WIB.

Tanpa banyak cakap, petugas membongkar tenda milik para pengungsi satu per satu.

Baca juga: Ada Penertiban Pengungsi WNA di Kuningan, Jalan Depan Kantor UNHCR Ditutup

Untuk tenda yang termasuk kategori tenda kamping, petugas langsung mengangkutnya ke atas truk bak terbuka tanpa dilipat terlebih dahulu.

Sementara, tenda pengungsi dari terpal yang mirip dengan tenda penjual pecel lele, tali kaitannya diputus satu per satu oleh petugas.

Setelah tali pengaitnya diputus, terpal yang digunakan sebagai atap kemudian digulung dan ditaruh ke atas truk bak terbuka.

Selama penertiban, mayoritas pengungsi terlihat pasrah.

Mereka tak melakukan perlawanan dan sudah merapikan barang pribadinya di luar tenda.

Namun, ada segelintir pengungsi yang tak mau tendanya diangkut Satpol PP.

Baca juga: Dirikan Tenda di Depan Kantor UNHCR, Pengungsi: Kami Minta Keadilan dan Diberikan Hak sebagai Manusia

Salah satunya pengungsi bernama Ahmad. Pengungsi asal Somalia itu tak mau tendanya diangkut karena belum ada respons positif dari pihak UNHCR.

Ia lalu menahan tenda berwarna biru miliknya dengan alasan barang pribadinya masih di dalam.

Satpol PP yang tak pandang bulu lalu memaksa Ahmad mengambil barang pribadinya atau akan diangkut ke atas truk.

Sambil berupaya memaksa mengangkut tenda, petugas dari Imigrasi Jakarta Selatan memberikan pengertian kepada Ahmad.

Ahmad kemudian mengeluarkan seluruh barang pribadinya dan petugas Satpol PP pun mengangkut tenda miliknya.

Sementara itu, Camat Setiabudi Iswahyudi mengatakan, penertiban kepada para pencari suaka dilakukan karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merasa prihatin terhadap kondisi pengungsi.

Baca juga: Heru Budi Sebut Tenda Pengungsi UNHCR di Kuningan Ganggu Estetika Kota

“Kami lihat kondisi mereka sudah kurang baik, makanya kami akan memindahkan mereka ke tempat yang lebih baik,” ujar dia kepada wartawan di lokasi.

Iswahyudi menyebut, para pengungsi akan dibawa Rumah Detensi Imigrasi Jakarta di Jakarta Barat.

“Kami memanusiakan manusia, dalam arti Pemprov DKI memperhatikan saudara-saudara kita. Total ada 15 WNA yang diangkut ke Rumah Detensi Imigrasi Jakarta,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengapa Jalan Tikus di Jakarta Tersembunyi dan Sering Diabaikan Pemerintah?

Mengapa Jalan Tikus di Jakarta Tersembunyi dan Sering Diabaikan Pemerintah?

Megapolitan
KPAI Sebut Perceraian Orangtua dan KDRT Berpotensi Melanggar Hak Anak

KPAI Sebut Perceraian Orangtua dan KDRT Berpotensi Melanggar Hak Anak

Megapolitan
Proyek Galian yang Ambles di Tebet Diduga Tidak Berizin

Proyek Galian yang Ambles di Tebet Diduga Tidak Berizin

Megapolitan
Pengamat Sebut Jalan Tikus Kerap Tak Dianggap, Perbaikan Butuh Waktu Lama

Pengamat Sebut Jalan Tikus Kerap Tak Dianggap, Perbaikan Butuh Waktu Lama

Megapolitan
Sejoli Mencuri 4 Tabung Elpiji 3 Kilogram di Warung Wilayah Depok

Sejoli Mencuri 4 Tabung Elpiji 3 Kilogram di Warung Wilayah Depok

Megapolitan
Plang JakHabitat DP Rp 0 di Rusunami Cilangkap Hilang, Heru Budi: Saya Enggak Utak-atik

Plang JakHabitat DP Rp 0 di Rusunami Cilangkap Hilang, Heru Budi: Saya Enggak Utak-atik

Megapolitan
Polisi Selidiki Kemungkinan Tindak Pidana Kasus Wanita Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos di Jaktim

Polisi Selidiki Kemungkinan Tindak Pidana Kasus Wanita Tewas Dalam Kamar Mandi Rumah Kos di Jaktim

Megapolitan
KAI Commuter Pastikan Perbaikan Rel di Palmerah-Kebayoran Sudah Selesai

KAI Commuter Pastikan Perbaikan Rel di Palmerah-Kebayoran Sudah Selesai

Megapolitan
Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Tinggalkan Surat, Isinya 'Maafin Bapak'...

Pria yang Tewas Gantung Diri di Koja Tinggalkan Surat, Isinya "Maafin Bapak"...

Megapolitan
Lara Remaja Perempuan di Cengkareng, Dijual Pacar ke Pria Hidung Belang lewat 'Open BO' hingga Hamil

Lara Remaja Perempuan di Cengkareng, Dijual Pacar ke Pria Hidung Belang lewat "Open BO" hingga Hamil

Megapolitan
Pengamat: Jika Bikin Proyek Galian di Jalan Tikus, Harus Dikembalikan seperti Semula

Pengamat: Jika Bikin Proyek Galian di Jalan Tikus, Harus Dikembalikan seperti Semula

Megapolitan
PKS Pertimbangkan Narji untuk Diusung Jadi Cawalkot Tangsel Pilkada 2024

PKS Pertimbangkan Narji untuk Diusung Jadi Cawalkot Tangsel Pilkada 2024

Megapolitan
Kebakaran Gudang Perabot di Bekasi, Api Sempat Kembali Menyala Pagi Ini

Kebakaran Gudang Perabot di Bekasi, Api Sempat Kembali Menyala Pagi Ini

Megapolitan
Pemkot Bogor Minta Kemenhub Tak Buru-buru Cabut Subsidi Biskita Trans Pakuan

Pemkot Bogor Minta Kemenhub Tak Buru-buru Cabut Subsidi Biskita Trans Pakuan

Megapolitan
PDI-P dan PKB Siapkan Andika untuk Pendamping Anies, Pengamat: Paket Anies-Sohibul Kurang Disambut Parpol Lain

PDI-P dan PKB Siapkan Andika untuk Pendamping Anies, Pengamat: Paket Anies-Sohibul Kurang Disambut Parpol Lain

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com