Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Kompas.com - 17/06/2024, 12:58 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa sekaligus Ketua Panitia Idul Adha 1445 H, Pudji Astuti mengaku, tahun ini tidak banyak warga yang berkurban dibandingkan dengan tahun lalu.

Hal ini disebabkan karena beberapa warga lebih memilih untuk langsung menyalurkan hewan kurban mereka ke pesantren.

"Jadi beberapa warga yang tidak berkurban di Masjid Agung Sunda Kelapa bilang kalau ternyata ada pesantren yang sudah nembusin ke mereka secara langsung," ujar Tuti ketika dijumpai Kompas.com di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Senin.

Baca juga: Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Selain itu, menurut Tuti, tahun ini masih lebih banyak warga yang berkurban kambing daripada sapi karena persoalan harga.

"Kurban tahun lalu itu sapi ada 11 ekor, tahun ini 13. Kemudian kalau tahun lalu memang kambingnya ada 71 karena pakai kelas-kelas, sekarang hanya ada 31 ekor," terangnya.

"Cuma kalau melihat kelas-kelas itu mungkin ada orang yang cari uangnya setengah mati kan. Makanya yang tahun ini lebih diutamakan kualitas hewan kurbannya saja, bukan kuantitas," ucap dia.

Tapi, Tuti tidak memungkiri jika setiap tahunnya Masjid Agung Sunda Kelapa juga menerima titipan hewan kurban dari sejumlah tokoh ternama.

Baca juga: 5 Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas Agar Tahan Lama, Apa Saja?

Ia menyebut, beberapa tokoh ternama yang menitipkan hewan kurban untuk dipotong di Masjid Sunda Kelapa, yakni Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, Walikota Jakarta Pusat, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, dan pengusaha Chairul Tanjung.

"Kami juga menerima titipan hewan kurban. Misalnya dari Pak Wapres kirim ke sini berupa hewan. Nanti kami yang sembelih dengan ada biaya sendiri," ujar Tuti.

"Kemarin sih beliau kirim satu ekor sapi dengan berat 900 kilogram," sambung dia.

 

Gambaran kesenjangan ekonomi ekstrem

Merujuk proyeksi Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), potensi ekonomi dari hewan kurban di Indonesia tahun 2024 sebesar 28,2 triliun atau setara dengan 1,79 juta hewan ternak atau 117,2 ribu ton daging.

Angka ini berasal dari 2,16 juta shahibul qurban atau orang yang berkurban.

Proyeksi itu meningkat dibandingkan tahun 2023 yang diestimasikan mencapai 24,5 triliun dari 2,08 juta orang yang berkurban.

Artinya, ada kenaikan sekitar 80 ribu orang yang berkurban pada tahun 2024. 

Baca juga: Kris Dayanti Kurban Sapi 450 Kilogram di Masjid Lingkungan Rumahnya

Meski demikian, apabila data tersebut ditelisik lebih dalam, orang yang berkurban sapi/kerbau mengalami kenaikan. Kelompok ini menggambarkan kelas ekonomi menengah ke atas.

Sementara, orang yang berkurban kambing/domba mengalami penurunan. Kelompok ini menggambarkan kelas ekonomi menengah ke bawah.

Fenomena ini menandakan kesenjangan ekonomi yang semakin ekstrem.

Beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebab penurunan pekurban kelas ekonomi menengah ke bawah adalah fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tingginya angka pengangguran, serta kenaikan harga bahan pokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com