JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa sekaligus Ketua Panitia Idul Adha 1445 H, Pudji Astuti mengaku, tahun ini tidak banyak warga yang berkurban dibandingkan dengan tahun lalu.
Hal ini disebabkan karena beberapa warga lebih memilih untuk langsung menyalurkan hewan kurban mereka ke pesantren.
"Jadi beberapa warga yang tidak berkurban di Masjid Agung Sunda Kelapa bilang kalau ternyata ada pesantren yang sudah nembusin ke mereka secara langsung," ujar Tuti ketika dijumpai Kompas.com di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Senin.
Baca juga: Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas
Selain itu, menurut Tuti, tahun ini masih lebih banyak warga yang berkurban kambing daripada sapi karena persoalan harga.
"Kurban tahun lalu itu sapi ada 11 ekor, tahun ini 13. Kemudian kalau tahun lalu memang kambingnya ada 71 karena pakai kelas-kelas, sekarang hanya ada 31 ekor," terangnya.
"Cuma kalau melihat kelas-kelas itu mungkin ada orang yang cari uangnya setengah mati kan. Makanya yang tahun ini lebih diutamakan kualitas hewan kurbannya saja, bukan kuantitas," ucap dia.
Tapi, Tuti tidak memungkiri jika setiap tahunnya Masjid Agung Sunda Kelapa juga menerima titipan hewan kurban dari sejumlah tokoh ternama.
Baca juga: 5 Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas Agar Tahan Lama, Apa Saja?
Ia menyebut, beberapa tokoh ternama yang menitipkan hewan kurban untuk dipotong di Masjid Sunda Kelapa, yakni Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, Walikota Jakarta Pusat, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, dan pengusaha Chairul Tanjung.
"Kami juga menerima titipan hewan kurban. Misalnya dari Pak Wapres kirim ke sini berupa hewan. Nanti kami yang sembelih dengan ada biaya sendiri," ujar Tuti.
"Kemarin sih beliau kirim satu ekor sapi dengan berat 900 kilogram," sambung dia.
Merujuk proyeksi Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), potensi ekonomi dari hewan kurban di Indonesia tahun 2024 sebesar 28,2 triliun atau setara dengan 1,79 juta hewan ternak atau 117,2 ribu ton daging.
Angka ini berasal dari 2,16 juta shahibul qurban atau orang yang berkurban.
Proyeksi itu meningkat dibandingkan tahun 2023 yang diestimasikan mencapai 24,5 triliun dari 2,08 juta orang yang berkurban.
Artinya, ada kenaikan sekitar 80 ribu orang yang berkurban pada tahun 2024.
Baca juga: Kris Dayanti Kurban Sapi 450 Kilogram di Masjid Lingkungan Rumahnya
Meski demikian, apabila data tersebut ditelisik lebih dalam, orang yang berkurban sapi/kerbau mengalami kenaikan. Kelompok ini menggambarkan kelas ekonomi menengah ke atas.
Sementara, orang yang berkurban kambing/domba mengalami penurunan. Kelompok ini menggambarkan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Fenomena ini menandakan kesenjangan ekonomi yang semakin ekstrem.
Beberapa hal yang ditengarai menjadi penyebab penurunan pekurban kelas ekonomi menengah ke bawah adalah fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), tingginya angka pengangguran, serta kenaikan harga bahan pokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.