JAKARTA, KOMPAS.com - Keinginan sejumlah sopir angkot di Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk segera gabung ke Jaklingko belum juga mendapat kepastian hingga saat ini.
"Untuk rencana pengintegrasian belum ada kepastian," kata Kepala Seksi Angkutan Jalan Suku Dinas Perhubungan Kota Administrasi Jakarta Utara Sulistiyono Widodo, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (26/5/2024).
Menurut Sulis, ada beberapa penyebab yang membuat pengintegrasian angkot reguler di Jakarta Utara menjadi Jaklingko tertunda hingga kini.
Baca juga: Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK
Mulai dari pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga 2022, dan alokasi anggaran yang belum tersedia untuk membuka empat rute Jaklingko di Jakarta Utara, yaitu JAK 111 dari Sukapura ke Pulo Gebang, JAK 114 dari Walang ke Tanjung Priok, JAK 116 dari Pemadam ke Terminal Tanjung Priok, dan JAK 119 dari Muara Baru ke Pantai Indah Kapuk (PIK).
Sampai saat ini, PT Transjakarta masih melakukan pengkajian ulang terhadap rencana pengintegrasian angkot reguler ke Jaklingko.
"Karena terkendala anggaran, mungkin sedang dilakukan kajian ulang," ujar Sulis.
Baca juga: Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko
Sulis berharap, agar para sopir angkot di Jakarta Utara bersabar untuk menunggu keputusan lebih lanjut dari PT Transjakarta soal pengintegrasian tersebut.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, ratusan sopir angkot reguler Jakarta Utara melakukan demo di depan Kantor Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang berada di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (15/5/2024).
Para sopir angkot meminta agar Heru segera menandatangani SK pengintegrasian angkot reguler dengan Jaklingko yang sudah dijanjikan sejak tahun 2019.
Baca juga: Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu Nombok Setoran
Pasalnya, para sopir sudah mulai kewalahan membayar sewa angkotnya karena rendahnya pendapatan akibat lebih banyak penumpang yang memilih naik Jaklingko karena gratis.
Selain itu, beberapa pemilik angkot juga sudah melakukan peremajaan (pembaharuan) kendaraannya demi bisa bergabung Jaklingko.
Untuk melakukan peremajaan, pemilik angkot sudah menghabiskan uang puluhan juta. Di mana uang tersebut mereka pinjam di bank.
Namun, karena sampai saat ini angkot yang sudah diremajakan belum bisa bergabung Jaklingko maka para pemilik angkot kesulitan membayar cicilan bank.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.