Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Pernah Meledak di Setiabudi 22 Tahun Silam, Lokasinya Persis di Samping TKP Saat Ini

Kompas.com - 23/10/2023, 18:49 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah benda diduga bom meledak di rumah yang tengah direnovasi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).

Polisi masih menyelidiki ledakan yang menewaskan seorang pekerja bangunan itu.

Di sisi lain, pernah terjadi ledakan serupa 22 tahun silam di asrama mahasiswa Aceh, yang letaknya persis di samping TKP ledakan saat ini.

Warga sekitar bernama Hariyanto (65) menyaksikan langsung saat bom meledak di Asrama Aceh itu 22 tahun silam.

"Persis kayak 2001, tapi 2001 itu kan rakit, tapi memang baru tahu itu tempat perakitan ketika bomnya sudah meledak. Awalnya enggak ada yang tahu itu teroris. Tahunya itu cuma tempat tinggal mahasiswa Aceh," kata Hariyanto saat berbincang dengan Kompas.com di sekitar TKP pada Senin (23/10/2023) sore.

Baca juga: Ledakan di Setiabudi, Polisi Sebut Ada Benda Diduga Bom

Ia tak pernah menduga, asrama mahasiswa di dekat tempat tinggalnya adalah tempat perakitan bom para teroris.

Ia baru tahu lokasi tersebut tempat perakitan ketika bom sudah meledak.

Di sisi lain, saat itu lokasi di samping asrama mahasiswa Aceh itu masih berupa tanah dan kebun kosong.

Menurut Hariyanto, ledakan yang terjadi 22 tahun lalu itu cukup besar, bahkan lebih besar dari ledakan yang terjadi pada Rabu pekan lalu.

Saking besarnya, kata Hariyanto mahasiswa asal Aceh yang terlibat dalam perakitan bom itu tewas dalam keadaan mengenaskan.

Beruntung, istri temannya yang bekerja sebagai juru masak di asrama saat itu sedang berada di luar sehingga tidak ikut menjadi korban ledakan bom.

"Dulu yang kerja di sini istri teman saya. Sebelum bom meledak itu, memang ada berapa kamar yang enggak boleh dibuka. Jadi istri temen saya itu kerjanya cuma masakin mereka. Nah dia disuruh beli rokok ke luar, baru sampai taman sini, sudah meledak. Kalau ibunya enggak keluar bisa mati di situ," ujar Hariyanto.

Baca juga: Siang Menggemparkan di Setiabudi: Terjadi Ledakan karena Benda Diduga Bom, 1 Orang Tewas dan 3 Luka-luka

Raut wajah tua itu tampak mengingat-ingat insiden nahas berpuluh tahun silam.

Seingat dia, sewaktu bom meledak kaca masjid di seberang asrama pun ikut retak. Darah bercecer di mana-mana.

Hariyanto (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023). Hariyanto (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023). Hariyanto (65) meyakini ledakan yang terjadi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selata adalah sisaan dari bom rakitan teroris yang menempati asrama Aceh tahun 2001 silam, Senin (23/10/2023).

Kembali ke masa kini, usai menyaksikan asap bekas ledakan tersebut, Hariyanto yakin jika ledakan tersebut bukanlah ledakan septic tank seperti informasi awal yang beredar.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com