Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menu Cegah "Stunting" di Depok Kian Membaik Usai Tuai Cecaran dan Kritik

Kompas.com - 21/11/2023, 10:36 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

DEPOK, KOMPAS.com - Tercatat sudah 10 hari berjalan program pencegahan stunting lewat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di Kota Depok, Jawa Barat.

Sejak kemunculannya, nyaris seluruh aspek tidak lepas dari kritik dan sorotan. Mulai dari menu-menu yang dianggap kurang layak hingga stiker tutup wadah pun ikut dicecar.

Berkat masukan yang diterima, Dinas Kesehatan Kota Depok mulai berbenah. Tidak ada lagi kudapan berupa nasi, kuah sup, tahu kukus, dan sawi, seperti hari pertama PMT berlangsung.

Pada hari ke-11, menu sudah berganti dengan roti lapis isi telur dadar dan selada yang dinilai lebih layak oleh warga Depok.

Baca juga: Menu Pencegah Stunting Hari Ke-11, Warga Depok Dapat Roti Isi Telur Dadar

Padahal anggaran Rp 4,9 miliar

Seporsi nasi, kuah sup, tahu, dan sawi yang menjadi salah satu menu pencegah stunting (PMT) di Kota Depok dikeluhkan masyarakat lantaran dianggap tidak bisa memenuhi kecukupan gizi balita.

Dengan anggaran Rp 4,9 miliar untuk Rp 18.000 per porsi, masyarakat menilai tak masuk akal menu tersebut dijadikan makanan pencegah stunting. Program ini pun viral di media sosial, dan menuai sorotan dari warga Depok, Komisi D DPRD Depok hingga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Banyak yang mempertanyakan, ke mana sebenarnya uang itu ditujukan.

Baca juga: Menko PMK: Menu Pencegah Stunting di Depok Tidak Layak

Komisi D DPRD Depok rapat terbuka

Komisi D DPRD Depok pun sampai menggelar rapat terbuka pada Jumat (17/11/2023) lalu untuk klarifikasi dan evaluasi program PMT. Seluruh jajaran Dinas Kesehatan beserta pemangku kepentingan terlibat dipanggil.

Anggota Komisi D DPRD Babai Suhaimi mengatakan, dalam pembahasan rapat klarifikasi di Gedung Paripurna itu, DPRD menemukan sederet ketidaksesuaian, termasuk jenis makanan yang digunakan hingga kandungan gizinya.

"(Untuk kejanggalan yang ditemukan) Kandungan gizi, jenis makanan yang tidak sesuai, kandungan gizinya dianggap kurang, ditemukan ada pelaksanaan yang berbeda-beda, pemberian beda-beda dari jenis makanannya, sampai dari stoplesnya juga berbeda," ujar Babai usai menghadiri rapat klarifikasi bersama dinkes di Gedung Paripurna DPRD Depok, Jumat (17/11/2023).

Baca juga: Anggota DPRD Depok: Program Cegah Stunting Bukan Sekadar Bagi-bagi Makanan!

Komisi D juga menyoroti penggunaan stoples wadah makanan yang harganya tidak serupa di setiap kecamatan sampai ke penggunaan stiker bergambar wajah Wali Kota dan Wakil Wali Kota tidak luput dari evaluasi.

Klaim sudah sesuai juknis Kemenkes

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati pun buka suara, memberi penjelasan soal kegaduhan program PMT tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com