Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntutan Penutupan Panti Pijat Plus-plus di Cakung Tak Digubris Pemilik Bisnis

Kompas.com - 21/11/2023, 09:39 WIB
Nabilla Ramadhian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Para pemilik panti pijat plus-plus di Jalan Cakung Cilincing Timur, Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menggubris tuntutan penutupan bisnis prostitusi terselubung itu.

Warga Kampung Sawah Indah RT 001/RW 05 Pulogebang, Dasrizal, mengatakan bahwa tuntutan disuarakan dalam aksi long march 1 kilometer, Minggu (19/11/2023) malam.

"Orang-orang di panti pijat sudah tahu ada aksi, sudah tutup duluan. Mungkin karena sudah dikasih tahu bakal ada aksi makanya sudah tutup," terang dia di Cakung, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).

Saat aksi damai berlangsung, nyatanya masih ada beberapa dari 15 panti pijat plus-plus yang tetap buka. Mereka juga tidak menggubris aksi itu.

Baca juga: Warga Pulogebang Demo di Sepanjang Jalan Tempat Prostitusi Berkedok Panti Pijat

Buntutnya, warga melakukan penutupan paksa terhadap bisnis prostitusi berkedok panti pijat itu.

Adapun, panti pijat plus-plus sudah ada di Jalan Cakung Cilincing Timur kawasan Kampung Sawah Indah sejak 2005.

Saat itu, hanya satu sampai dua panti pijat, sebelum akhirnya menjamur dan meresahkan warga.

"Bikin resah warga karena kadang (para pekerja seks komersial) sudah masuk (menjual diri) ke gang (permukiman), bukan di pinggir jalan," ungkap Dasrizal.

Ditambah lagi, para pekerja seks komersial (PSK) juga disebut semakin "berani" dalam bekerja.

Baca juga: Warga Pulogebang Resah, Praktik Prostitusi dari Panti Pijat Mulai Masuki Permukiman

Di kawasan Kampung Sawah Indah, ada sebuah gang bernama Gang Sejahtera. Gang ini merupakan jalan utama warga setempat.

Para PSK sudah mulai bekerja di gang itu. Padahal, warga yang melintas bukan hanya orang dewasa, tetapi juga anak-anak.

"Anak-anak enggak mau lewat situ karena pada takut. Sudah pernah kami tegur, tapi tidak dihiraukan," kata Dasrizal.

Gelar long march

Teguran sudah sering dilayangkan oleh warga setempat kepada para pemilik panti pijat plus-plus.

Lantaran tidak pernah digubris, ibu-ibu majelis taklim yang sudah gerah dengan hal tersebut memutuskan untuk menggelar aksi damai, Minggu malam.

Aksi damai berlangsung mulai dari Gang Damai. Kemudian, para peserta berjalan keluar ke Jalan Cakung Cilincing Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com