BEKASI, KOMPAS.com - Rianto (44), pedagang tempe di Pasar Baru, Kota Bekasi, tidak menaikkan harga jual tempe meski harga kacang kedelai, bahan baku pembuatan tempe, meningkat.
"Enggak (ada yang beli), segitu saja (tempe harga Rp 5.000) susah jualnya," kata Rianto saat ditemui di lapaknya, Jumat (24/11/2023).
Rianto menyiasati kenaikan harga kedelai saat ini dengan sedikit memperkecil ukuran tempe yang dijualnya.
"Jualnya tetap, barang dikecilin, tapi kadang (saat harga kacang kedelai lagi naik). Kadang tidak (diperkecil ukurannya), tapi untungnya jadi kecil," ujar dia.
Baca juga: Harga Kedelai Naik, Pedagang Tempe di Bekasi Sulit Dapat Untung
Siasat serupa dilakukan pedagang lain bernama Budi. Biasanya, Budi memerlukan 5 ons kacang kedelai untuk membuat satu papan tempe.
Kini, dia mengurangi berat kacang kedelai yang digunakan.
"(Jadi siasat saya) mengurangi isi, tadinya 5 ons, jadi 4 ons setengah," ucap Budi.
Harga jual tempe yang dijual Budi tetap sama, yakni Rp 5.000 per papan. Menurut dia, jika harga tempe dinaikkan, pelanggan akan "kabur".
"Harganya enggak naik. (Kalau naik), pelanggan enggak mau, pasti 'kabur'," ujar Budi.
Adapun harga kacang kedelai di Kota Bekasi sudah naik sejak sebulan terakhir ini.
"Tadinya mah ada yang Rp 9.000 (satu kilogram), sekarang kan Rp 12.500, ada juga yang Rp 13.000," ujar Rianto.
Budi juga membeli kacang kedelai dengan harga yang tidak jauh berbeda.
"Standarnya mah Rp 10.500 atau Rp 10.700 per kilo. Sekarang yang saya beli ini Rp 12.700," kata Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.