Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lesunya Order Kaus Sablon di Pasar Senen Jelang Pemilu 2024

Kompas.com - 15/01/2024, 08:04 WIB
Xena Olivia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Omzet pedagang kaus sablon di Pasar Senen Blok III anjlok karena lesu order menjelang Pemilu 2024.

Dibandingkan dengan pemilihan presiden (Pilpres) 2019, omzet para pedagang turun hingga 30-35 persen.

“Kalau dibandingin jauh beda. Pokoknya turun 30 persen. Kalau dulu, (untungnya) bisa buat menyewa toko sampai dua tahun. Sekarang nyaris satu tahun saja goyang,” keluh pedagang bernama Ari (42) saat ditemui Kompas.com di tokonya, Minggu (14/1/2024).

Baca juga: Curhat Pedagang Kaus Sablon Pasar Senen, Orderan Lesu Jelang Pemilu 2024

Selain itu, penurunan omzet juga memengaruhi upah yang diberikan kepada pekerja toko.

“Kalau kemarin (2019) bisa bawa pulang Rp 2 juta sehari. Sekarang sehari ya paling Rp 250.000-350.000. Paling kecil Rp 150.0000,” ujar dia.

Tak hanya Ari, Syaiful (61) juga mengalami hal serupa. Dia turut membandingkan penghasilan tokonya pada Pemilu 2019 dengan tahun ini.

"Tahun 2019 itu satu toko bisa dapat omzet Rp 1,3 miliar. Sekarang Rp 1,5 miliar itu gabungan tiga toko," keluh Syaiful.

Ari mengaku tidak tahu pasti apa penyebab tokonya lesu order. Dia mengatakan, kondisi ini bersifat merata.

“Semua mengalami rata, berkurang jauh dibandingkan 2019. Kalau dulu ya jelang Pemilu itu ‘Pesta Rakyat’ di Senen. Meskipun enggak dapat orderan dari capres-cawapres, kami cukup dapat orderan dari legislatif,” tutur dia.

“Kalau sekarang para calon legislatif (caleg) pada bimbang dengan nomor urut karena enggak ada kepastian dari KPU, Panwaslu, gitu. Makanya langganan enggak cetak sampai Rp 200 juta. Paling Rp 100-150 juta,” imbuh Ari.

Untung rendah jadi opsi

Baca juga: Ambil Untung Rendah, Upaya Pedagang Kaus Sablon Pasar Senen Pertahankan Langganan

Demi mempertahankan langganan, para pedagang memilih untuk mengambil untung rendah. Sebab, jumlah pesanan yang diterima kian menurun jika dibandingkan dengan Pilpres 2019.

“Enggak bisa terlalu idealis jualannya, kalau mahal-mahal orang lari,” tutur Syaiful.

Ia berpendapat, lebih baik mengambil untung murah dan menunggu langganan kembali, ketimbang memasang harga mahal, tapi langganan tak lagi datang.

“Ibarat kalau pasang harga mahal, sehari hujan lebat, duitnya banyak. Nah, mendingan hujan lebat sehari, atau gerimis tiap hari?” ucap Syaiful, lalu tersenyum.

Pria asal Padang itu mengaku pasrah dengan kondisi sepi order itu. Sebab, seperti Ari, hal ini tidak hanya terjadi kepadanya, tapi juga toko-toko kaus sablon yang lain.

“Bahkan, ada yang lebih rendah dapat (pemasukannya) daripada saya. Disyukurin saja, ada aja berkatnya,” imbuh Syaiful.

Baca juga: Lesu Orderan, Omzet Pedagang Kaus Sablon Pasar Senen Anjlok Dibanding Pemilu 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com