JAKARTA, KOMPAS.com - Rentetan peristiswa para sebatang kara yang mati dalam sunyi patut jadi alarm bagi kehidupan sosial kita.
Sepanjang 2023 saja, setidaknya ada empat kasus kematian diam-diam di Jakarta dan sekitarnya yang terekspos publik. Tahun ini sudah ada dua kasus serupa dalam waktu berdekatan.
Fenomena berulang ini dinilai bukan hanya persoalan individu itu sendiri, melainkan adanya kompleksitas masalah individu dan sosial sekaligus.
Baca juga: Kematian Sunyi Para Sebatang Kara Masih Terjadi, Alarm Bahaya Kehidupan Sosial Kita
Hal ini diungkapkan oleh pengamat sosiologi sekaligus Ketua Departemen Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.
Jika tren kematian dalam sunyi jumlahnya meningkat, kata dia, peristiwa itu menjadi peristiwa publik yang harus segera menjadi perhatian serius semua pihak.
"Karena bukan sekadar persoalan privat tetapi persoalan publik," ucap Ubedilah kepada Kompas.com, Senin (15/1/2024).
Kasus lansia yang mati dalam sunyi ini jumlahnya tidak sedikit.Semuanya hampir punya kesamaan kondisi, yakni tinggal sebatang kara.
Belum lama ini, seorang dokter berinisial Z (65) ditemukan tak bernyawa di rumahnya daerah Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Kamis (11/1/2024) siang.
"Korban tinggal di rumah milik kakaknya yang sudah tidak layak untuk dihuni," ucap Kapolsek Ciputat Timur Komisaris Kemas Arifin, Kamis (11/1/2023).
Kondisi serupa juga dirasakan CW (74) hingga akhir hayatnya. Ia ditemukan tewas dalam keadaan membengkak di rumahnya Jalan Singgalang, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/1/2024).
"Korban tinggal sendirian dan saat saksi AZ yang merupakan saudaranya, akan masuk ke dalam rumah, tidak ada jawaban," kata Kapolsek Cimanggis Komisaris Judika Sinaga, Minggu (14/1/2024).
Tahun lalu, seorang pedagang jamu bernama Ngatiyem (73) ditemukan tewas di Cilincing, Jakarta Utara, Senin (31/10/2023). Ia juga tinggal sendirian.
Ngatiyem tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama mangkat.Anaknya tidak ada di Jakarta. Mereka bertempat tinggal di Depok dan Solo.
Baca juga: Nestapa Lansia di Depok yang Meninggal dalam Kesunyian di Rumah Penuh Sampah
"Mbah pernah bilang, kan anaknya pernah ajak dia tinggal bareng. Cuma, Mbah enggak mau. 'Sudah biasa sendiri', begitu," kata tetangga rumah kontrakan Mbah, Yuli (32).
Lebih lanjut, bagi Ubedilah, seseorang yang meninggal dalam sunyi adalah diksi menyayat hati. Situasi ini menunjukan kematian di tengah kesendirian yang sepi.