Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Kendaraan Kerap Mengular di Pelintasan Kereta Tanjung Priok, Petugas Ungkap Beberapa Penyebab

Kompas.com - 18/01/2024, 20:27 WIB
Vincentius Mario,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi masyarakat Tanjung Priok dan sekitarnya, kemacetan di titik pintu pelintasan kereta hingga pintu utama stasiun Tanjung Priok adalah hal yang lumrah.

Antrean itu ternyata disebabkan oleh beberapa hal.

"Ada (kereta) langsir, biasanya. Jadi kedatangan kereta itu mereka punya SOP harus berjalan di bawah 5 km/jam. Setara orang jalan, katanya," ujar Kardina, petugas jaga lintasan JPL 11 E Tanjung Priok saat ditemui di pos jaga, Kamis (18/1/2024).

"Jadi enggak boleh cepat karena risiko, angkut barang. Setiap kedatangan, melalui pelintasan harus di bawah 5 km/jam," lanjut dia.

Sebagai informasi, kereta khusus langsir atau shunting locomotive adalah lokomotif yang digunakan untuk menarik atau mendorong kereta saat proses pemeliharaan.

Baca juga: Tak Ada Palang Otomatis, Warga Rawa Buaya Bikin Pagar Sendiri di Pelintasan Kereta

Kardina menambahkan, kemacetan juga bisa disebabkan oleh lamanya proses bongkar muat di stasiun akhir Pelabuhan Tanjung Priok.

"Kadang kereta pindah jalur. Atau proses bongkar muat juga bisa jadi. Karena di sana enggak preval ujungnya. Jadi harus sampai di ujung," ungkap Kardina.

Proses pengangkatan kontainer dari kereta ke darat juga menjadi penyebab pintu kereta lama ditutup dan antrean kendaraan mengular.

"Ada juga proses pengangkatan kontainer. Jadi pakai alat berat diangkat, atau lagi dimuat. Makanya itu yang menyebabkan agak lama pintu kereta di sini," ujar Kardina.

Baca juga: Kurangi Pelintasan Sebidang, Menhub Akan Bangun Jalur Elevated

Berdasar hitungan Kompas.com dengan stopwatch, buka tutup palang pintu kereta Tanjung Priok bisa memakan waktu 3.50 menit hingga 4 menit.

Jalur yang sempit juga membuat mobil kontainer dan kendaraan lainnya harus mengantre hingga terjadi kemacetan yang terus berulang di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com