JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menanggapi peristiwa tewasnya seorang remaja di pelintasan kereta antara Stasiun Jatinegara dan Stasiun Pondok Jati pada Sabtu (3/2/2024) siang.
Menurut Manajer Humas Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko, jalur tersebut adalah jalur terlarang milik KAI yang tak bisa diakses untuk umum.
"Kami PT KAI Daop 1 Jakarta sangat menyesalkan adanya warga yang berada di jalur KA tersebut karena membahayakan bagi perjalanan KA dan dirinya sendiri," kata Ixfan saat dikonfirmasi Minggu (4/2/2024).
Baca juga: Gara-gara Buat Konten, Remaja Tewas Terserempet Kereta di Jatinegara
Ixfan merujuk pada Undang Undang Nomor 23 tahun 2007 Pasal 38 tentang perkeretaapian.
Pasal 38 menjelaskan bahwa ruang manfaat jalur KA (RUMAJA), diperuntukan bagi pengoperasian kereta api dan merupakan daerah tertutup untuk umum.
"Artinya di sini selain petugas yang tidak berkepentingan dilarang berada di tempat tersebut," lanjut Ixfan.
Pihak KAI mengimbau warga agar menjauhi atau tidak beraktivitas di sekitar jalur kereta agar kejadian yang sama tak terulang lagi.
"Kami mengimbau kepada seluruh warga untuk tidak melakukan aktifitas apa pun di jalur KA, demi keamanan perjalanan KA dan diri sendiri," ujarnya.
Di sisi lain, Kapolsek Matraman Kompol Suprasetyo menyebut korban yang masih duduk di kelas 1 SMP itu awalnya membuat konten di rel kereta api.
Baca juga: Pengap di KRL, Penumpang Pernah sampai Buka Jendela Kereta
"Mereka buat konten, konten perkeretaapian. Korban remaja pelajar SMP," kata Suprasetyo dikonfirmasi wartawan, Minggu.
Korban diketahui bersama rekannya ingin membuat konten di lokasi perlintasan rel kereta api tersebut.
Keduanya masuk dari akses masuk liar di Pisangan Baru dekat stasiun Pondok Jati.
"Itu ada beberapa lintasan di situ, dua kereta bisa lewat. Akses masuk ke relnya biasa itu di kampung di perbatasan Pisangan Baru dekat stasiun Pondok Jati," ucap Suprasetyo.
Dari kejadian tersebut, polisi memastikan seorang remaja SMP tewas di tempat, sementara satu rekannya selamat.
"Jenazah sudah dievakuasi dan diambil keluarganya kenarin," tutup Suprasetyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.