JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Lili Romli, mengatakan gaya kampanye pemimpin yang populis memang cenderung disukai oleh pemilih, bahkan di berbagai negara.
Gaya kampanye tersebut, kata Lili, dinilai yang menjadi salah satu faktor kuat calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diperkirakan bakal unggul dalam Pilpres 2024 ini.
Merujuk pada tren dunia, kata Lili, pemimpin yang populis kenyataannya bisa menurunkan kualitas demokrasi. Lili menyebut, hal ini juga terjadi di banyak negara dan tidak menutup kemungkinan di Indonesia.
"Ini yang sangat dikhawatirkan. Mudah-mudahan tidak terjadi. Saya berharap, partai yang kalah ini konsisten untuk tidak bergabung dalam pemerintahan," ucap Lili dalam Obrolan Newsroom bersama Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
Pada kenyataannya gaya kampanye populis, ucap Lili, sangat bisa dicerna oleh masyarakat. Menurut Lili, Paslon 02 cenderung menawarkan hal yang tidak muluk-muluk dan tidak tinggi-tinggi.
"(Kampanye) paslon 01 dan 03 cenderung membuat orang berkerut ketika mendengarkan, tapi ini mereka (Prabowo-Gibran) mengajak 'ayo, makan gratis'. Mereka akan langsung pahami," ucap Lili.
Lebih lanjut Lili berharap, partai yang kalah dalam Pilpres kali ini siap menjadi oposisi untuk melakukan kontrol, serta checks and balances untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis.
"Kalau tidak, saya khawatir akan terjadi, 'selamat tinggal demokrasi dan selamat datang dinasti'. Saya harap parpol yang kalah ini jangan bergabung dengan pemenang," ucap Lili menegaskan.
Sebagai informasi, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sementara unggul 58,73 persen hitung cepat (quick count) versi Litbang Kompas, Rabu (14/2/2024).
Data itu didapat dari hitung cepat Litbang Kompas pada Rabu malam pukul 21.21 WIB.
Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 25,10 persen suara.
Kemudian pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 16,17 persen suara.
Perolehan suara tersebut diperoleh dari data penghitungan yang masuk 88,45 persen, yang didapat dari total 2.000 TPS sampel.
Baca juga: Fadli Zon Sebut Pemilu 2024 Lebih Baik dari 2019, Timnas Amin: karena Saat Ini Anda Menikmati
Quick count Litbang Kompas dalam Pemilu 2024 menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.
Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.
Hasil quick count ini bukanlah hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (15/2/ 2024) hingga Rabu (20/3/2024).
Penetapan hasil Pemilu dilakukan paling lambat 3 hari setelah memperoleh surat pemberitahuan atau putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.