JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bocah berinisial A (4) menjadi korban penganiayaan oleh ayah tirinya, J (25), di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Ibu korban, Mita (25), mengatakan bahwa penganiayaan pertama terjadi karena J geram dengan anaknya.
"Suatu saat, lengan tangan anakku ada luka gigitan. Aku tanya, 'Kenapa tangannya bisa ada bekas gigitan?'. J bilang geram. Dia bilang namanya orang geram ya enggak sadar," ungkap Mita di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).
Mita mengungkapkan, penyiksaan terhadap A terjadi setiap anaknya mengikuti suaminya menjaga warung setiap hari.
Baca juga: Dianiaya Pelanggan karena Ongkos Tambal Ban, Pemilik Bengkel: Baru Kali Ini Ada yang Ngamuk
Adapun, J memiliki dua warung. Mita menjaga salah satu warung seorang diri, sementara J menjaga warung bersama A.
J mengatakan, Mita tidak perlu mengkhawatirkan anaknya. Ia hanya perlu fokus menjaga warung.
"Dia bilang jangan mikirin anak, biar dia yang urus. Jadi aku enggak khawatir kasih makan dan mandiinnya," ungkap Mita.
Sejak menikah dengan J, Mita baru mengetahui anaknya disiksa sekitar dua minggu lalu.
Pada saat itu, ia melihat ada luka gigitan pada salah satu lengan tangan A. Mita merasa sedih usai mendengar alasan suaminya menganiaya A.
Baca juga: Diduga Dianiaya, 5 ART Kabur dari Rumah Majikan di Jatinegara Lewati Pagar Berkawat
"Aku nangis banget. Enggak terima anakku disiksa. Sedangkan aku mukul saja enggak pernah, apalagi gigit, bahkan gigit sampai ada luka," ujar Mita.
J meminta maaf dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya, meski hal itu hanya omong kosong belaka.
Beberapa hari kemudian, salah satu mata A memiliki bintik berwarna merah. J beralasan tidak mengetahuinya.
Namun, Mita tetap cemas dan mendesak J untuk mengungkapkan alasan yang sebenarnya.
J kekeuh tidak mengetahuinya, dan mengatakan bahwa titik merah pada mata A akan hilang dengan sendirinya jika diobati dengan obat tetes mata.
"Aku bilang, anakku di warung aku saja. Enggak usah dimandiin atau disuapin lagi sama J. Dia bilang aku enggak percaya sama dia, dia marah, dan pergi (dari rumah)," ucap Mita.