Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pengendara Motor Nekat Lawan Arus di Pasar Minggu: Putar Balik Jauh dan Macet

Kompas.com - 07/03/2024, 18:32 WIB
Baharudin Al Farisi,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengendara motor bernama Akhmad Kamaluddin (27) mengungkapkan alasannya melawan arus di Persimpangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, disebabkan oleh tempat untuk memutar balik yang jauh.

“Karena, jarak lawan arus dengan ke rumah itu jauh lebih dekat. Kalau saya putar balik di Volvo atau Poltangan, itu lebih jauh,” kata Kamal saat ditemui Kompas.com di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (7/3/2024).

Adapun Kamal termasuk pengendara motor yang datang dari Jalan Raya Ragunan, melawan arus di Jalan Raya Pasar Minggu, lalu menuju Jalan Masjid Al-Makmur.

Baca juga: 409 Pelanggaran Lalu Lintas dalam 1 Jam di Simpang Pasar Minggu, Paling Banyak Lawan Arus

Kediaman Kamal yang merupakan warga Pejaten Timur itu berada di ujung Jalan Masjid Al-Makmur dengan jarak berkisar 220 meter.

“Apabila saya putar balik yang seharusnya, kayak lewat Volvo atau Poltangan, itu jaraknya lebih jauh,” ungkap Kamal.

Tempat untuk memutar balik bagi pengendara yang datang dari arah Tanjung Barat menuju Kalibata di Jalan Pasar Minggu berada di dekat Komplek Polri Brimob Pejaten Barat dengan jarak hampir dua kilometer.

“Dan ditambah lagi, arah Volvo (putar balik Komplek Polri Brimob Pejaten Barat) itu kan wilayah macet soalnya. Jadi, lebih segan kalau lewat sana,” ujar Kamal.

“Kalau lewat Poltangan, sebelum ada jalan baru dari (yang dulunya) Pasar Buah, saya malas lewat jalan kampungnya. Jalannya berliku, itu jalan tikus, tanjakan dan turunan gitu, sudah gitu tanjakannya curam,” lanjutnya.

Sementara itu, seorang pengendara sepeda motor bernama Faldi (38) mempunyai alasan serupa dengan Kamal soal melawan arus di Jalan Raya Pasar Minggu lalu masuk ke arah Jalan Masjid Al-Makmur.

Baca juga: Dishub DKI Bakal Rutin Tindak Pengendara Lawan Arus di Jakarta

Alasan utamanya adalah memangkas waktu. Sebab, Jalan Masjid Al-Makmur ini merupakan jalan alternatif bagi para pengendara sepeda motor untuk ke arah Jalan Raya Condet dan sebagainya.

“Rumah saya di daerah Halim. Otomatis, saya lewat Condet dan terpaksa lewat sini. Kalau saya lewat Kalibata yang ujung-ujungnya ke PGC, ya Allah, macet banget,” kata Faldi.

Faldi mengaku hampir setiap hari melawan arus dengan alasan terpaksa. Namun, ada beberapa momen yang membuatnya tidak melawan arus saat berkendara.

“Tapi ya kalau ada polisi, enggak lewat. Saya enggak berani kayak orang-orang lain yang pura-pura nuntun motor gitu dengan alasan kehabisan bensin,” ungkap Faldi sambil tertawa.

Berbeda dengan Kamal dan Faldi, alasan pengemudi ojek online bernama Roisul (37) melawan arus ini adalah menurunkan penumpang sekaligus “ngetem” di depan Stasiun Pasar Minggu.

“Kalau misalnya diturunkan di Persimpangan Pasar Minggu, enggak di depan Stasiun Pasar Minggu, ya marah dong penumpangnya, enggak sesuai titik,” ujar Roisul.

Baca juga: Banyak Pengendara Motor Lawan Arah di Persimpangan Pasar Minggu, Polisi: Akan Kami Tindak!

“Ya sama sekalian ngetem saja sih bang sebenarnya buat orderan selanjutnya,” tutur Roisul melanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com