Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola: Makam Keramat di Masjid Luar Batang Tak Pernah Dibuka karena Takut Menyesatkan

Kompas.com - 27/03/2024, 07:20 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hamzah, salah seorang penjaga makam keramat di Masjid Luar Batang mengatakan, makam Habib Husein Al-Aydrus tak pernah dibuka untuk menghindari perbuatan yang menyesatkan.

"Banyak yang memanfaatkan dan takut menyesatkan," ucap Hamzah ketika diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

Hamzah bercerita, di dalam kubah atau bangunan putih yang menutupi sebuah makam terdapat batu.

"Di dalam makam itu kan ada batu, andaikan batu itu kita kasih ke orang, khawatir menimbulkan sebuah keyakinan batu tersebut bisa bawa berkah atau dijadikan jimat," sambungnya.

Baca juga: Perjalanan Dakwah Habib Husein Al-Aydrus, Pemuka Agama yang Dimakamkan di Masjid Luar Batang

Ia tak ingin apabila banyak orang yang mengincar batu tersebut untuk dijadikan jimat Sebab, berpotensi membuat petugas makam memanfaatkan momen tersebut untuk mencari keuntungan.

"Kemudian, banyak orang yang mengincar batu tersebut dan memberi uang ke petugas makam. Itu ditutup buat menghindarkan hal-hal tersebut," ujarnya.

Seperti yang diketahui, terdapat dua makam keramat yang berada di dekat pintu masuk masjid Luar Batang, Jakarta Utara.

Kedua makam tersebut merupakan pusaran terakhir Habib Husein Al-Aydrus yang merupakan seorang penyiar Islam, dan muridnya bernama Haji Abdul Kadir.

Baca juga: Di Balik Nama Masjid Keramat Luar Batang, Ada Kisah Hilangnya Jenazah Habib Husein

Sejak berusia muda, Habib Husein yang berasal dari Yaman, bertekad untuk berdakwah di kawasan Batavia atau Jakarta.

Perjalanan Habib Husein untuk berdakwah menuju Batavia pun cukup panjang dan melewati berbagai negara, serta daerah yang ada di Indonesia.

Tak heran, bila sampai saat ini masih banyak peziarah yang mengidolakan sosok Habib Husein dan rutin mengunjungi makamnya.

Baca juga: Ratusan Tahun Berdiri, Masjid Luar Batang Puluhan Kali Direnovasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com