Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang untuk Makan

Kompas.com - 18/04/2024, 13:54 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepinya wisatawan yang berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, mengakibatkan pendapatan para ojek sampan anjlok, termasuk Bakar (77).

Setiap hari, dengan mata penuh harap dan menahan sengatan matahari, Bakar dan tukang ojek sampan lainnya menanti kedatangan para wisatawan yang ingin menggunakan jasanya.

Saat ini, kebanyakan wisatawan asing yang menjadi penumpang mereka.

Baca juga: Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Sementara wisatawan lokal sudah sangat jarang datang ke Pelabuhan Sunda Kelapa.

Namun, kini kehadiran wisatawan asing di Pelabuhan Sunda Kelapa juga tak menentu.

Saat ditemui Kompas.com pada Rabu (17/4/2024), Bakar mengaku sudah empat hari tidak mendapatkan penumpang.

Alhasil, ia tak bisa membeli makan untuk mengganjal perutnya pagi itu.

Ketika perutnya sudah tidak bisa menahan lapar dan tidak memiliki uang, mau tidak mau ia berutang ke warung sekitar.

"Makan, kita ngutang-ngutang dululah ke tukang-tukang jualan, kalau ada uang baru bayar," kata Bakar.

Baca juga: Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Untungnya, Bakar kini sudah tidak memiliki tanggungan lagi di rumah.

Ketujuh anak Bakar sudah bisa hidup secara mandiri sehingga sering kali membantu memenuhi kebutuhan hidup ayah dan ibunya.

Jika Bakar tak mendapatkan uang dari ojek sampannya maka anak-anaknyalah yang membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

"Mereka saling ngerti, kalau saya enggak dapat duit, ya, mereka yang kasih. Istri saya punya jatah bulanan dari anak-anak," jelas Bakar.

Putra dan putri Bakar pun sudah berkali-kali meminta sang ayah untuk berhenti menarik sampan dan pulang ke kampung halaman di Sulawesi Selatan.

Namun, selama dirinya masih sehat, Bakar tak mau menggantungnya hidupnya begitu saja pada ketujuh anaknya.

Baca juga: Banjir Rob Dinilai Sebabkan Pelabuhan Sunda Kelapa Sepi Wisatawan

Ia tetap berusaha berpenghasilan meskipun pendapatannya menarik sampan tidak sebanyak dulu.

"Saya juga masih sehat, masih bisa menyampan biarin-lah saya tetap mencari sesuap nasi," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com